kemajuan komputer

KEMAJUAN KOMPUTER

Komputer memiliki perjalanan yang cukup lama, dari mulai di ciptakan hingga sekarang ini. Sebelum diciptakan komputer yang kita kenal sekarang, pada 5000 tahun yang lalu orang menciptakan alat yang disebut ABACUS, yang muncul di Asia kecil, alat ini bisa dikatakan sebagai awal mula komputer. Alat ini memungkinkan orang untuk melakukan perhitungan menggunakan biji-bijian geser yang diatur dalam sebuah rak.

 

Setelah hampir 12 abad muncul penemuan lain dalam hal mesin untuk menghitung, yaitu pada tahun 1642, blaise pascal yang pada waktu itu berumur 18 tahun menemukan alat kalkulator roda numerik. Alat yang berbentuk kotak persegi ini dinamakan pascaline, menggunakan 8 roda putar bergerigi. Dengan penemuan inilah komputer mulai dikenal dimasyarakat meskipun hanya digunakan untuk menghitung saja.

 

Komputer berasal dari bahasa latin computare yang berarti menghitung. Menurut Hamacher komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai program yang tersimpan.

 

Komputer selalu mengalami kemajuan dari  masa ke masa, smpai sekarang ini dimana komputer sudah semakin canggih.  Dulu orang memakai komputer harus dirumah atau dikantor, sehingga ruang geraknya terbatas, akan tetapi sekarang orang bisa memakai alat ini dimana saja, sejak ditemukannya komputer jinjing (laptop). Selain itu komputer juga digunakan sebagai sarana untuk internet, dimana orang bisa terhubung dengan orang lain dimanapun berada, dan orang juga bisa mencari informasi apa saja dari berbagai sumber.

Berikut beberapa kemajuan komputer dilihat dari segi bentuknya.

  1. Komputer bentuk tower
  2. Dekstop (meja kerja)
  3. Komputer bentuk portabel (mudah dibawa)
  4. Notebook / Laptop
  5. Subnotebook
  6. Palmtop

SEJARAH LAPTOP

SEJARAH LAPTOP

 

Ide pembuatan komputer portable ini sebenarnya sudah digagas pada tahun 1970-an. Gagasan tersebut pertama kali dicetuskan oleh Alan Kay. Beliau adalah seorang ilmuwan komputer dari Amerika dan lahir pada 17 Mei 1940. Alan Kay sudah mengagas komputer portable ini sebelum orang lain membayangkannya. Dan ide dari Alan ini disambut oleh Adam Osborne. Beliau adalah publisher software dan bekerja di sebuah penerbitan buku di Amerika, lahir paa 6 Maret 1939 di Bangkok dan meninggal pada 18 Maret 2003 di Kodaikanal, India.
Proyek komputer portable pertama ini diberi nama “Osborne 1”. Dirilis pada bulan April 1981 oleh Osborne Computer Corporation. Memiliki berat 23,5 pon atau sekitar 10,7 kg dan berharga $1795 atau sekitar 16 jutaan rupiah. Alat ini mungkin terlihat aneh ya, berukuran super besar dan dilengkapi layar monitor 5 in. Menggunakan sambungan listrik dengan baterai cadangan dan 2 floppy drive ukuran 5 ¼ in, modem port, dan keyboard. Kemudian penemuan itu terus dikembangkan hingga sekarang dan mungkin saat ini Anda sedang menggunakannya.

Untuk kata laptop sendiri, saya belum dapat info yang pasti. Namun, pendapat sebagian orang kata laptop berarti “dipangku atas”, jadi definisinya ada  lah komputer pribadi yang agak kecil, yang dapat dibawa-bawa dan dapat ditempatkan di pangkuan pengguna, terdiri atas satu perangkat yang mencakupi papan tombol, layar tampilan, mikroprosesor, biasanya dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang.

 

Perkembangan Software dan Hardware

Dalam dunia komputerisasi terdapat dua istilah yang sudah tidak asing lagi kita dengarkan, yaitu Software dan Hardware. Kedua hal ini merupakan perangkat utama bagi sebuah komputer agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Di zaman sekarang yang sudah sangat maju, perkembangan software dan hardaware juga sudah sangat pesat, dimana terdapat perbadaan yang sangat mencolok antara perangkat zaman sekarang dengan zaman-zaman dimana komputer baru ditemukan. Perkembangan yang pesat ini semakin memanjakan user dalam penggunaan komputer.

A.    Software

Kita ketahui, komputer membutuhkan data atau fakta, dimana data ini pada saat diinput akan diterjemahkan menjadi bilangan biner. Sebelum menjadi informasi data tersebut diproses melalui hardware yang terletak pada CPU dengan menggunakan perangkat lunak. Perangkat lunak atau software adalah program dari komputer. Perangkat lunak adalah program yang berisi instruksi untuk melakukan proses pengolahan data. Saat ini, tingkat pemrosesan yang dikerjakan perangkat lunak bersifat machine-like (keinginan mesin) mulai berubah dengan sifat human-like (keinginan manusia). Di dalam teori informasi, disusun hirarki informasi, mulai dari data/ fakta, kemudian setelah proses seleksi dan pengurutan menjadi sesuatu yang berguna menjadi informasi. Informasi yang di susun secara sistematis dengan suatu alur logika tertentu menjadi knowledge (pengetahuan).

 Perangkat Keras tidak akan berfungsi tanpa adanya perangkat lunak begitu pula sebaliknya perangkat lunak tidak berfungsi tanpa adanya perangkat keras. Kemampuan komputer dirasakan sangat berkaitan dengan perangkat keras dan perangkat lunaknya, maka dari itu diperlukan perangkat lunak yang benar-benar mendukung perangkat kerasnya.Bentuk paling sederhana dari perangkat lunak, menggunakan aljabar Boolean, yang di representasikan sebagai binary digit (bit), yaitu 1 (benar) atau 0 (salah), cara ini sudah pasti sangat menyulitkan, sehingga orang mulai mengelompokkan bit tersebut menjadi nible (4 bit), byte (8 bit), word (16 bit), double word (32 bit). Kelompok-kelompok bit ini di susun ke dalam struktur instruksi seperti penyimpanan, transfer, operasi aritmatika, operasi logika, dan bentuk bit ini di ubah menjadi kode-kode yang di kenal sebagai assembler. Kode-kode mesin sendiri masih cukup menyulitkan karena tuntutan untuk dapat menghapal kode tersebut dan format (aturan) penulisannya yang cukup membingungkan, dari masalah ini kemudian lahir bahasa pemrograman tingkat tinggi yang seperti bahasa manusia (bahasa Inggris).

Saat ini pembuatan perangkat lunak sudah menjadi suatu proses produksi yang sangat kompleks, dengan urutan proses yang panjang dengan melibatkan puluhan bahkan ratusan orang dalam pembuatannya. Berdasarkan perkembangannya perangkat lunak dibagi menjadi beberapa era yaitu :

a.    Era Pemula (Pioneer)

Bentuk perangkat lunak pada awalnya adalah sambungan-sambungan kabel ke antar bagian dalam komputer, Cara dalam mengakses komputer adalah menggunakan punched card yaitu kartu yang di lubangi. Penggunaan komputer saat itu masih dilakukan secara langsung, sebuah program untuk sebuah mesin untuk tujuan tertentu. Pada era ini, perangkat lunak merupakan satu kesatuan dengan perangkat kerasnya. Penggunaan komputer dilakukan secara langsung dan hasil yang selesai di kerjakan komputer berupa print out. Proses yang di lakukan di dalam komputer berupa baris instruksi yang secara berurutan di proses.

b.    Era Stabil

Pada era stabil  Perusahaan perangkat lunak bermunculan, dan sebuah perangkat lunak dapat menjalankan beberapa fungsi, dari ini perangkat lunak mulai bergeser menjadi sebuah produk. Baris-baris perintah perangkat lunak yang di jalankan oleh komputer bukan lagi satu-satu, tapi sudah seperti banyak proses yang di lakukan secara serempak (multi tasking). Sebuah perangkat lunak mampu menyelesaikan banyak pengguna (multi user) secara cepat/langsung (real time). Pada era ini mulai di kenal sistem basis data, yang memisahkan antara program (pemroses) dengan data (yang di proses).

c.     Era Mikro

Sejalan dengan semakin luasnya PC dan jaringan komputer di era ini, perangkat lunak juga berkembang untuk memenuhi kebutuhan perorangan. Perangkat lunak dapat di bedakan menjadi perangkat lunak sistem yang bertugas menangani internal dan perangkat lunak aplikasi yang di gunakan secara langsung oleh penggunanya untuk keperluan tertentu. Automatisasi yang ada di dalam perangkat lunak mengarah ke suatu jenis kecerdasan buatan.

d.    Era Modern

Saat ini perangkat lunak sudah terdapat di mana-mana, tidak hanya pada sebuah superkomputer dengan 25 processor-nya, sebuah komputer genggampun telah di lengkapi dengan perangkat lunak yang dapat di sinkronkan dengan PC.

Tidak hanya komputer, bahkan peralatan seperti telepon, TV, hingga ke mesin cuci, AC dan microwave, telah di tanamkan perangkat lunak untuk mengatur operasi peralatan itu. Dan yang hebatnya lagi adalah setiap peralatan itu akan mengarah pada suatu saat kelak akan dapat saling terhubung. Tingkat kecerdasan yang ditunjukkan oleh perangkat lunak pun semakin meningkat, selain permasalahan teknis, perangkat lunak sekarang mulai bisa mengenal suara dan gambar.

Software atau yang biasa dikenal dengan sebutan perangkat lunak secara umum terbagi atas dua bagian , yaitu Sistem Operasi (Operating System / OS) dan Program Komputer (Applikasi).

1.    Sistem Operasi (Operating System / OS)

Sistem Operasi adalah Program dasar pada komputer yang menghubungkan pengguna dengan hardware komputer. Sistem operasi yang biasa digunakan adalah Linux, Windows, dan Mac OS. Tugas sistem operasi termasuk (namun tidak hanya) mengatur eksekusi program di atasnya, koordinasi input, output, pemrosesan, memori, serta instalasi software. Dalam perkembangan sistem operasi sangat lah cepat dan pesat. Seperti yang kita tahu, Sistem Operasi sekarang sudah jauh lebih nyaman dan multifungsi untuk digunakan. Tidak seperti Sistem Operasi yang hanya berbasis Text, artinya setiap perintah yang ingin kita lakukan dengan komputer tersebut kita harus menginputkan perintah berupa teks. Sistem Operasi seperti ini lebih dikenal dengan nama DOS. Pada Sistem Operasi DOS semuanya hanya bisa dilakukan dengan inputan-inputan berupa teks. Hal seperti ini tentu saja sangat tidak nyaman untuk digunakan. Sangat berbeda dengan Sistem Operasi yang kita gunakan sekarang, contohnya seperti Windows 7. Pada Windows 7 kita sangat dimanjakan dengan berbagai applikasi yang menunjang kita dalam melakukan berbagai kebutuhan komputerisasi. Tampilan menarik yang sudah berupa GUI (Graphic User Interface) yang memudahkan kita berinteraksi dengan komputer.

2.    Applikasi

Applikasi merupakan program-program yang dijalankan pada komputer untuk mengerjakan hal-hal tertentu tergantung fungsi dari program-program itu sendiri. Applikasi juga bisa di katakan sebagai penunjang dari komputer agar memudahkan kita dalam melakukan proses Komputerisasi. Perkembangan Applikasi juga sangat pesat, contohnya saja seperti applikasi untuk membuat teks seperti notepad yang sekarang sudah lebih variatif perkembangannya seperti notepad++ , Microsoft Word dan lain-lain. Selain aplikasi pembuat teks, applikasi-applikasi lainnya juga sangat berkembang dan beragam jenisnya.

B.    Hardware

Hardware atau Perangkat Keras adalah komponen-komponen yang terdapat pada sebuah komputer yang saling teritegrasi antara satu dengan yang lain sehingga membentuk sebuah komputer utuh yang dapat di jalankan sesuai fungsinya. Hardware secara umum terbagi atas tiga bagian, yaitu input, proses, output.

a.    Input

Hardware yang termasuk dalam kategori input adalah hardware yang berfungsi sebagai media untuk menginputkan atau memasukkan data kedalam sebuah komputer yang nantinya akan diproses lebih lanjutnya. Contoh dari perangkat inputan seperti keyboard, mouse, microphone dan lain-lain.

Dari segi perangkat input perkembangan yang terjadi juga sangat kentara, contohnya saja dari Keyboard yang dulunya berbentuk kaku dan besar, sekarang sudah terdapat keyboard yg berukuran kecil dan bisa di lipat. Bahkan ada juga keyboard yang hanya menggunakan sensor dari gerakan tangan.

b.    Proses

Perangkat Proses adalah perangkat yang berfungsi untuk memproses data inputan yang kemudian akan diolah dan dihasilkan suatu data yang bisa di tampilkan atau dioutputkan. Perangkat proses contohnya adalah CPU.

Pada CPU perkembangannya yang paling pesat. CPU pertama kali dibuat berukuran seperti sebuah kamar dan hal ini tentu saja sangat menyulitkan usernya, berbeda dengan CPU dizaman sekarang yang memiliki ukuran jauh lebih ringkas.

c.     Output

Perangkat Output merupakan perangkat yang memiliki fungsi untuk menampilkan hasil data yang telah diinputkan dan diproses sebelumnya sehingga dapat diterima oleh user dengan baik. Contoh perangkat output adalah Monitor, Speaker, Printer dan sebagainya.

Perkembangan pada perangkat output juga sangat pesat seperti perkembangan pada perangkat-perangkat komputer lainya. Contohnya seperti pada monitor. Monitor yang dulunya memiliki ukuran yang besar sekarang sudah sangat berbeda jauh, monitor-monitor yang digunakan dizaman sekarang lebih kecil dan compact untuk digunakan. Monitor-monitor yang ketika dahulunya menggunaka teknologi CRT (Cathode Ray Tube) atau monitor tabung sekarang sudah banyak digantikan dengan  monitor yang menggunakan teknologi LCD atau LED yang memiliki ukuran yangr ingkas.

DRAWING / UNDIAN EURO 2012

Euro 2012 akan mulai digelar pada 8 Juni Hingga 1 Juli 2012 di Polandia dan Ukraina.

Pesta sepak bola terbesar ke dua didunia setelah World Cup ini akan menyajikan pertandingan-pertandingan seru/panas. berdasarkan hasil undian Group B menjadi Gruop Neraka, dimana dihuni team-team kuat Eropa yaitu Belanda, Jerman, Portugal dan Denmark. Denmark akan menjadi batu sandungan bagi Belanda, Jerman dan Portugal. Sementara itu Group yang bisa dikatakan Gruop Surga adalah Group A yang dihuni Oleh Polandia Yunani, Rusia dan Republik Ceko di group ini Rusia dan R. Ceko lebih diunggulkan.

Di Group C, sang juara Bertahan harus meladeni persaingan alot yang akan diberikan Italia, dan Kroasia meski tidak diunggulkan, selain itu juga dihuni oleh R. Irlandia.  Di group D dihuni oleh Inggris, Prancis, swedia dan tuan rumah Ukraina, Inggris yang kini ditangani oleh Fabio Capello menjadi Unggulan di group ini, tetapi harus mewaspadai ancaman kuat dari Prancis dan tuan rumah Ukraina.

Berikut hasil Drawing atau Undian euro 2012

Group A: Polandia, Yunani, Rusia, Republik Ceko

Group B : Belanda, Portugal, Jerman, Denmark

Group C : Spanyol, Italia, Republik Irlandia, Kroasia

Group D : Ukraina, Swedia, Prancis, Inggris

 

 

07-12-07

07-12-07, dua insan saling mengikat janji. Seia sekata dlm suka duka hidup. Waktu pun trus brputar, detik demi detik, hari demi hari tlah dilalui. Kebahagiaan & keceriaan mengisi hari2. Tak ada rasa marah, sedih, apalagi benci. Tak ada prasangka dan curiga. Meski jarak memisahkan kita. Karena hubungan cinta & kasih sayang dibangun dengan kejujuran, kepercayaan, kesabaran & kesetiaan. Aku slalu berharap & berdoa “semoga cita2 kita tercapai, dan bahagia fidunya wal akhirat.” Amin…!!!

“Memayu Hayuning Bebrayan”

Isíh bêjå yèn kowé diunèkaké “Ora Lumrah Uwóng”, jalaran isíh dianggêp manungså.

Yå múng solah tingkahmu kang kudu kók owahi amríh ora gawé sêrikíng liyan.

Cilakané yèn diunèkaké “Ora Lumrah Manungså”, jalaran kowé dianggêp sétan gêntayangan síng múng dadi lêlêthêging jagad margå pakartimu kang ninggal sifat kamanungsan.

Mula énggal-énggala sumujudå marang Gusti Kang Múrbèng Dumadi.

Sifaté Gústi Allah mono sarwå wêlas asíh marang umaté kang wís sadhar marang doså-dosané sartå têmên-têmên bali tuhu marang dhawúh-dhawuhé.

Ora ånå pênggawé luwíh déníng múlya kêjåbå dêdånå síng ugå atêgês mbiyantu nyampêti kêkuranganing kabutuhané liyan.

Dêdånå marang sapêpådhå iku atêgês ugå mitulungi awaké dhéwé nglêlantih marang råså lilå lêgåwå kang ugå atêgês angabêkti marang Pangéran Kang Måhå Wikan.

Pancèn pangabêkti mono wís aran pasrah, dadi kitå ora ngajab marang baliné sumbangsih kang kitå asúngaké.

Kabèh iku síng kagungan múng Pangéran Kang Måhå Kuwåså, kitå ora wênang ngajab wóhíng pangabêkti kanggo kitå dhéwé.

Nindakaké kabêcikan kanthi dêdånå kita pancèn wajíb, nanging ngundhúh wóhíng kautaman kitå ora wênang.

Wóng kang ora naté nandhang prihatin ora bakal kasinungan råså pangråså kang njalari têkané råså trênyúh lan wêlas lahír batiné.

Wóng kang wís naté kêtaman ing prihatin luwíh biså ngrasakaké pênandhangé wóng liya. Mulå adhakané luwíh gêlêm awèh pitulungan marang kang kasusahan.

Jadwal Pertandingan Sepak Bola Sea Games 2011

 Perhelatan akbar, olah raga se-ASEAN yang akan diselenggarakan di Indonesia akan segera dimulai. Dalam perhelatan akbar itu akan di pertandingkan berbagai cabang olahraga. Sebagai olahraga yang paling populer di dunia yaitu sepak bola tentunya tidak ketinggalan. Walau pesta olahraga SEA Games baru akan dimulai pada 11 November, pertandingan sepak bola akan dimulai lebih cepat, yakni tanggal 3 November. Pertandingan akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno dan Stadion Lebak Bulus.

Dalam cabang olahraga ini dibagi emnjadi 2 grup yakni grup A dan B.  Di grup A yang dianggap sebagai grup neraka karena dihuni oleh tim-tim kuat asia tenggara yang dihuni oleh Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Kamboja. Di Grup B, dihuni oleh Vietnam, Laos, Brunei, Timor Leste, Filipina, dan Myanmar..

Berikut jadwal pertandingan cabang olahraga sepak bola.

Babak Penyisihan Grup A digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno

Rabu, 9 November 2011, Singapura vs Malaysia (16.00), Indonesia vs Kamboja (19.00)

Jumat, 11 November 2011, Malaysia vs Thailand (16.00), Kamboja vs Singapura (19.00)

Minggu, 13 November 2011, Thailand vs Kamboja (16.00), Singapura vs Indonesia (19.00)

Selasa, 15 November 2011, Malaysia vs Kamboja (16.00), Indonesia vs Thailand (19.00)

Kamis, 17 November 2011, Thailand vs Singapura (16.00), Indonesia vs Malaysia (19.00)


Babak penyisihan Grup B
bertempat di Stadion Lebak Bulus dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Kamis, 3 November 2011, Vietnam vs Filipina (16.00), Laos vs Myanmar (19.00) di Gelora Bung Karno.

Sabtu, 5 November 2011, Brunei vs Timor Leste (16.00), Myanmar vs Vietnam (19.00) di Gelora Bung Karno.

Senin, 7 November 2011, Timor Leste vs Filipina (16.00), Laos vs Brunei (19.00) di Stadion Lebak Bulus.

Rabu, 9 November 2011, Myanmar vs Brunei (16.00), Vietnam vs Timor Leste (19.00) di Stadion Lebak Bulus.

Jumat, 11 November 2011, Filipina vs Laos (16.00), Brunei vs Vietnam (19.00) di Stadion Lebak Bulus.

Minggu, 13 November 2011, Filipina vs Myanmar (16.00), Timor Leste vs Laos (19.00) di Stadion Lebak Bulus.

Selasa, 15 November 2011, Myanmar vs Timor Leste (16.00) di Stadion Lebak Bulus.

Kamis, 17 November 2011, Laos vs Vietnam (16.00) di Stadion Lebak Bulus.
Sementara itu, babak lanjutan diselenggarakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno:

Sabtu, 19 November 2011
Pemenang Grup A vs Runner-up Grup B (16.00)
Pemenang Grup B vs Runner-up Grup A (19.00).

perebutan posisi 1, 2, 3, 4
Senin, 21 November 2011
Kalah vs kalah (16.00)
Pemenang vs pemenang (19.00).

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS 4 SDN O6 SEPONTI

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Analisis Situasi

Dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan kehidupan bangsa , maka peningkatan mutu pendidikan menjade i prioritas utama pebangunan nasional.

Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah dasar mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis , rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah , dan ketrampilan dalam kehidupan social, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunijkasi , bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakatyang majemuk, ditingkat lokal , nasional, dan global, hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang suda ada selaras dengan perkembangan zaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalamai perkembangan.

Strategi dalam pembelajaran  merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan  untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan strategi pembelajaran yang relevan diharapkan mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pembelajaran. Hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tepat..

Dalam proses pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan harus diciptakan, dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan bai dan penuh semangat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan saran interaksi yang digunakan oleh guru terhadap siswa dalam proses kegiatan beljar mengajar. Maka dari itu, sebagai guru kita harus memperhatikan metode mengajar yang akan kita gunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi pembelajaran dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut (Usman dan Setyawati, 1993 : 120)

Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu (Hidayati, 2008). Namun demikan selama ini pendidikan yang diterapkan disekolah seringkali berkesan kurang menarik. Selama proses pembelajaran IPS antusias, aktifitas, dan kreatifitas, siswa sangat rendah,  

Dalam kenyataan di lapangan  sesuai data nilai ulangan semester ganjil  kelas IV SDN 06 Seponti diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah masih, di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana nilai rata-rata siswa di kelas IV adalah (58,5), sementara KKM yang di targetkan adalah (65). Hal ini disebabkan  pembelajaran IPS belum memenuhi ketuntasan minimal karena  metode yang digunakan selama ini belum sesuai dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan media masih kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 

 

  1. B.     Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah  penggunaan metode pemecahan masalah  dalam  pembelajaran IPS Kelas IV SDN 06 Seponti dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran?

Secara khusus masalah dapat dirumuskan seperti berikut:

  1. Apakah dengan menggunakan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa?
  2. Apa bentuk evaluasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN 06 Seponti?

 

  1. C.    Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :

  1. Meningkatkan  aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS  di kelas IV SDN 06 Seponti, dengan menerapkan metode Pemecahan Masalah.
  2. Menemukan bentuk evaluasi yang dapat diterapkan dan sesuai dengan metode pemecahan masalah, dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 06 Seponti.

 

  1. D.    Manfaat Penelitian
    1. Bagi siswa
  • Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran.
  • Meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
  • Meningkatnya kerja sama dan memupuk rasa sosial
  1. Bagi guru
  • Mengetahui strategi pembelajaran untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran IPS terutama dalam materi sosial budaya .

  • Diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPS kelas IV.
  • Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran IPS.
  • Meningkatnya kreatifitas Guru.
  1. Bagi sekolah
  • Menumbuhkan  iklim pembelajaran siswa aktif di kelas.
  • Menumbuhkan motifasi guru-guru yang ada disekolah tersebut dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

  1. A.        METODE PEMECAHAN MASALAH

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1980) (dalam Abimanyu, dkk 2008) metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertia tersebut Joni (1993) (dalam Abimanyu, dkk. 2008) mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

  1. Pengertian Metode Problem Solving

          Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam masalah :

1)        Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Kita harus mencari variabel masalah tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2)        Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya.Kita harus menjawab pertanyaan : ”Apakah pernyataan itu benar atau salah ?”. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.

 

Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (sukoriyanto,2001:103).

 

 Fungsi guru dalam pembelajaran adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Karena masalah yang diluar jangkauan kemampuan berpikir siswa justru  dapat menurunkan tingkat motivasi belajar mereka.

  1. Tujuan Pembelajaran Problem Solving

Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu sebagai berikut.

1)        Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.

2)        Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.

3)        Potensi intelektual siswa meningkat.

4)        Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

 

  1. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam memberikan pembelajaran problem solving yaitu sebagai berikut.

1)      Menyajikan masalah dalam bentuk umum.

2)      Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional.

3)      Menentukan strategi penyelesaian.

4)      Menyelesaikan masalah.

Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo, 2003:162), menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem solving yaitu sebagai berikut.

1)      Pemahaman terhadap masalah.

2)      Perencanaan penyelesaian masalah.

3)      Melaksanakan perencanaan.

4)      Melihat kembali penyelesaian.

Hidayati, dkk. (2008) berpendapat ada dua pendekatan dalam pemecahan masalah yaitu:

1)   Menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh motivasi yang kuat untuk menjawab permasalahan kemudian menemukan jawaban yang memadai dengan bimbingan guru yang kompeten.

2)   Menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari pemecahannya.

 

Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri, begitu juga dengan metode problem solving. Metode ini memiliki kelbihan dan kekurangannya, adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan metode pemecahan masalah menurut  Hidayati, dkk. (2008) adalah:

1)        Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah;

2)        Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh;

3)         Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja;

4)         Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.

  1. Kelemahan metode pemecahan masalah (Hidayati, dkk. 2008) adalah:

1)      Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa itu tidak mudah;

2)      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan tantangan atau bahkan kesulitan bagi siswa;

3)      Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama;

4)      Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru;

 

Dalam penerapan metode pemecahan masalah menurut Johnson dan Jhonson (Hidayati, dkk. 2008) adalah sebagai berikut:

  1. Difinisi masalah, untuk perumusan masalah dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (1) Semua pernyataan ditulis di papan tulis, (2) rumuskan kembali setiap pernyataan tersebut sehingga mendapat gambaran yang ideal dan actual.
  2. Diagnosa masalah, dalam langkah ini akan dibahas tentang penyebab timbulnya masalah dan akibat lebih lanjut apabila masalah tersebut tidak diatasi.
  3.  Merumuskan alternative dan rencana pemecahan.
  4. Penerapan dan penetapan suatu strategi, setelah berbagai alternative pemecahan masalah diperoleh, maka langkah berikutnya adalah memilih alternative yang sesuai dengan masalah, memilih alternative yang memiliki banyak factor pendukung dan sedikit factor penghambatnya serta meninjau keuntungan atau efek samping terhadap setiap alternative.
  5. Evaluasi keberhasilan strategi.

 

  1. B.          HAKEKAT IPS

IPS merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik tingkah laku perorangan maupun tingkah laku kelompok (Silvester Petrus Taneo, dkk. 2009).  Secara mendasar  Sumaatmaja, (1980) menyatakan pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Sedangkan menurut (Kurikulum 2006) Ilmu Pengetahuan sosial sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

Dari pendapat-pendapat tersebut  dapat penulis simpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik selaku individu maupun kelompok dan mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

 Ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi keluarga, masyarakat setempat, uang, pajak, tabungan, ekonomi setempat, wilayah propinsi, wilayah kepulauan, wilayah pemerintah daerah, negara republik Indonesia. Mengenal kawasan dunia lingkungan sekitar dan lingkungan sejarah (KTSP, 2006). Dalam Kurikulum (2006) IPS mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis. 

Untuk membina konsep dan pengembangankan generalisasi diperlukan keterampilan-keterampilan khusus.  Dalam pengajaran IPS keterampilan yang akan dikembangkan meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual dan keterampilan sosial Taneo,dkk. (2009). Strategi dalam menanamkan konsep pada peserta didik hendaknya didasarkan pada keperluan, ketepatan, kegunaan, dan kemudahan. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

Strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik.  Materi dan pokok bahasan dalam pembelajaran IPS dengan berbagai metode digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik bagi diri siswa. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan nilai-nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan  manusia.

Dalam KTSP (2006) untuk mata pelajaran IPS kelas IV materi pokok untuk semester ganjil meliputi peta lingkungan setempat;  kenampakan alam sosial dan budaya; sumber daya alam kita; peninggalan sejarah Indonesia; kepahlawanan dan patriotisme.  Sedangkan untuk semester genap materi pokoknya meliputi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi; koperasi; perkembangan tehnologi; dan masalah sosial. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pemecahan masalah materi yang sesuai dengan metode ini adalah sosial budaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

 

  1. A.           Metode Penelitian

Penelitian ini berusaha mengkaji serta merefleksi secara kritis dan kolaboratif suatu implementasi rencana pembelajaran terhadap kinerja guru dan siswa secara interaksi antara guru dan siswa dalam konteks kealamiahan situasi dan kondisi kelas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research (Kemmis,1982, McNiff: 1992 dalam Darsono, 2007). Penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi  (Kemmis & Mc. Targart,1982 dalam Aunurrahman dkk, 2009) .            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian secara langsung dilapangan. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah penelitian dengan terjun langsung ke objek penelitian guna memperoleh data yang jelas dan valid.

Action research sesuai dengan arti katanya diterjemahkan menjadi penelitian tindakan kelas oleh Suharjono dalam Mohammad Asrori (2008 : 5) didefinisikan  bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Semua kejadian atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini merupakan data yang akan dijadikan sebagai bahan dalam usaha merefleksi diri dan menjadi bahan di dalam menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan.

 

  1. B.     Bentuk Penelitian

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah   penelitian yang dilaksanakan oleh seorang guru didalam kelasnya melalui refleksi dirinya dalam pembelajaran yang dilakukan, dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksananakan selanjutnya. Penelitian tindakan ini menekankan cara guru menerapkan pembelajaran, sehingga terjadi perubahan ke arah perbaikan berdasarkan refleksi yang telah dilakukan bersama teman sejawat sebagai observer, dengan menggunakan siklus spiral yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif.

 

  1. C.    Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Iskandar 2009:49), yaitu:

 

  Identifikasi

    masalah / Refleksi                           SIKLUS I

 

     Perencanaan Siklus              Pelaksanaan Tindakan

 

 

                                          Refleksi I                                     Observasi

 

 

      Belum Berhasil                            SIKLUS II

 

 

     Perencanaan Siklus             Pelaksanaan Tindakan   

 

 

         Refleksi II                                   Observasi

 

 

 

            Berhasil                             Analisis Data                    Penyusunan Laporan

 

 

  1. Rancangan Penelitian Siklus I
    1. Identifikasi masalah / Refleksi awal

1)      Pada tahap awal penelitian, peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan siswa kelas IV SDN 06 Seponti terhadap pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia.

2)      Mendiskusikan bersama teman sejawat sebagai observer tentang penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran sosial budaya Indonesia.

3)      Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia yang akan dilaksanakan dengan metode Problem Solving.

  1. Perencanaan Siklus I

1)      Menyusun skenario dan rencana pembelajaran tentang Sosial Budaya dengan metode Problem Solving.

2)      Membuat media pembelajaran yang akan digunakan.

3)      Menyusun panduan observasi untuk pengamatan pada penelitian dan aktivitas siswa pada waktu pelaksanaan tindakan.

  1. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1)      Kegiatan awal yang berupa, apersepsi dan informasi tujuan pembelajaran.

2)      Kegiatan inti yang berupa, pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3)      Kegiatan akhir yang berupa, menyimpulkan materi pembelajaran.

  1. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan secara kolaborator terhadap peneliti merupakan data untuk mendiskripsikan serta mengukur keberhasilan seseorang guru yang sedang meneliti dapat mengimplementasikan gagasan  yang diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa. Pada tahap observasi ini kolaborator menggunakan instrumen observasi yang telah disusun. Jadi dalam  tahap observasi pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan 3 jenis observasi, yaitu:

1)      Pengamatan terhadap guru sebagai peneliti yang pada saat bersamaan melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Solving.

2)      Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3)      Pengukuran hasil belajar siswa setelah pemberian tes formatif.

  1. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1)      Merinci dan menganalisis penelitian tindakan yang telah dilaksanakan berkaitan dengan aktivitas belajar siswa, keberhasilan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa berdasar hasil pengamatan.

2)      Merancang tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan tindakan untuk siklus berikutnya berdasarkan hasisl analisis yang telah dilakukan bersama teman sejawat pada tahap refleksi.

  1. Rancangan Penelitian Siklus II
    1. Perencanaan tindakan siklus II

1)      Merancang skenario perbaikan pembelajaran pembelajaran berdasar hasil refleksi pada siklus I agar pelaksanan tindakan yang dilaksanakan menjadi lebih efektif.

2)      Menyusun rencana pembelajaran Sosial Budaya dengan mengunakan metode Problem Solving.

3)      Menyiapkan lembar observasi untuk pengamatan pada peneliti pada saat pelaksanaan tindakan.

4)      Menyiapkan lembar observasi  kegiatan siswa.

  1. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan  kegiatan yang dilakukan adalah perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan masih dengan menggunakan langkah-langkah sesuai dengan kegiatan pembeljaran menggunakan metode Problem Solving.

  1. Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus ke II ini masih dibantu kolaborator dengan instrumen observasi seperti yang telah digunakan pada penelitian tindakan siklus I. Hasil pemberian tes formatif pada siklus ke II ini selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk digunakan sebagai bahan refleksi terhadap peningkata hasil belajar pada siklus II.

  1. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi bersama kolabolator terhadap permasalahan, apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau gagal berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II.

 

  1. D.           Subyek Penelitian dan setting penelitian

1)          Subyek dalam penelitian ini meliputi:

  1. Guru yang mengajar IPS di kelas IV SDN 06 Seponti, yang sekaligus sebagai peneliti.
  2. Siswa kelas IV SDN 06 Seponti, yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki, dan 11 siswa perempuan.

2)        Setting Penelitian;

Setting penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Seponti, Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara.

 

  1. E.            Data dan Sumber Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini sumber data yang digunakan adalah:

  1. Hasil tes yang diperoleh anak dalam pembelajaran IPS.
  2. Data observasi yang memuat data obyektif tentang kegiatan peneliti dan keaktifan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

 

  1. F.            Teknik dan Alat Pengumpulan Data
    1. Teknik Pengumpulan Data

1)      Teknik Observasi, yaitu teknik pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolabolator untuk mencatat gejala-gejala yang terjadi pada guru / peneliti dan siswa yang menjadi obyek penelitian pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan panduan yang telah dibuat.

2)      Teknik pemberian tes, yaitu teknik mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkatan atau derajat keberhasilan sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan.

  1. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah:

1)      Pedoman observasi, adalah alat pengumpul data dengan teknik observasi langsung, yang memuat indikator-indikator yang diamati, yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan tindakan.

2)      Tes, yaitu tes tertulis yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa.

3)      Dokumentasi, adalah catatan tentang kejadian misalnya RPP.

 

  1. G.           Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari tes awal, tes formatif dan tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data yang disajikan dalam bentuk tabel kemudian dihitung frekuensi relatifnya kemudian dianalisis dengan teknik analisis logis, yaitu analisis yang didasarkan pada penalaran logis.

Data yang dikumpulkan dari data observasi atau kegiatan lainnya dari pelaksanaan siklus I dan siklus II pada penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisis secara partisipasif dengan menggunakan teknik presentasi dilihat dari kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung tentang  sosial budaya di Indonesia dengan metode problem solving pada siswa kelas IV SDN 06 Seponti.

Semua data yng telah diredaksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat diambil kesimpulan secara kualitatif. Setelah itu data tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Informasi yang dimaksud merupakan uraian proses kegiatan pemblajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi setiap siklus, tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan evaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

 

  1. H.           Jadwal Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 06 Seponti, direncanakan selama 3 bulan, dengan rencana sebagai berikut:

No

 

Kegiatan

Agustus

September

Oktober

1

2

3

4

5

1

2

3

4

1

2

3

4

5

1. Persiapan

  1. Mengajukan proposal
  2. Seminar proposal
 

X

 

 

X

                       
2. Pelaksanaan Siklus 1

  1. Perencanaan tindakan
  2. Pelaksanaan tindakan dan observasi

c. Analisis dan refleksi

     

 

 

X

 

 

 

X

 

 

 

 

 

 

X

               
3. Pelaksanaan Siklus 2

  1. Perencanaan tindakan
  2. Pelaksanaan tindakan dan observasi
  3. Analisis dan refleksi
           

 

 

X

 

 

 

 

X

 

 

 

 

 

 

X

         
4. Analisis Data Penelitian                   X        
5. Penyusunan Laporan                     X      
6. Penggandaan dan pengiriman hasil                       X  

X

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abimanyu, Soli. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas

 

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Azmawati. (2008). Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Contextual Teaching and Learning di SDN 3 Bandar Lampung.  Bandar Lampung: Universitas Lampung.

 

BNSP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP Depdiknas.

 

Chamisijetin, Lise. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Darsono. 2007. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Role Playing dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas V SDN 5 Metro Barat Tahun 2007. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

 

Harefa, Oktarianus. 2000. Buletin MGMP Media Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandar Lampung: Kanwil Depdikbud Propinsi Lampung. 

 

Hidayati. dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Kumunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Prefesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

 

Lapono, Nabisi, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dikti Depdiknas.

 

Mastur, dkk. 2007. Ilmu pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu.

 

 Sidiq, M. Djauhar. dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Sumaatmaja, Nursid. 1980. Pembelajaran IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

 

Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Wijaya, Cece. (1983). Metodologi Pengajaran. Bandung: IKIP Bandung.

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 1

 

PANDUAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Siklus II

 

Nama Peserta didik             : Shindi Nariawati

Waktu Wawancara              : Waktu Istirahat

Hari/Tanggal                       : 25 September 2010

Pukul                                   : 09.15

Pewawancara                      : Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd

 

No

Rambu-Rambu Pertanyaan

1

Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode pemecahan masalah?

Jawaban:  saya masih agak bingung,

 

2

Dengan adanya pendekatan pemecahan masalah saat ini, apakah kamu tertarik dan berminat dalam belajar  IPS?

Jawaban: ya, saya tertarik belajar IPS.

 

3

Apakah dengan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah yang sekarang ini kamu lebih semangat dalam belajar?

Jawaban: ya, saya lebih semangat dari sebelumnya.

 

4

Berikan pendapat dan saran kamu untuk pembelajaran berikutnya?

Jawaban: semoga pembelajaran lebih menyenangkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2

 

TABEL HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

 

No

Nama Peserta Didik

Siklus I

Siklus II

Tes Awal

Tes Akhir

Ket

Tes Awal

Tes Akhir

Ket

1

             

2

             

3

             

4

             

5

             

6

             

7

             

8

             

9

             

10

             

11

             

12

             

13

             

14

             

15

             

16

             

17

             

18

             

19

             

20

             

21

             

22

             

23

             

24

             

25

             

26

             

27

             

28

             

29

             

30

             

Rata-Rata

           

 

Keterangan:

Nilai                                                 : Skor yang diperoleh siswa

Rata-Rata Nilai                                : Jumlah nilai: Peserta didik

Jumlah Peserta Didik Tuntas           : Nilai yang diperoleh peserta didik ≥ KKM

Jumlah Peserta Tidak Didik Tuntas : Nilai yang diperoleh peserta didik ≤ KKM

Ketuntasan Kelas                                :


Lampiran 3

 

Lembar observasi kegiatan guru

Nama Peneliti                  : Taufani, A.Ma.Pd.SD

Tempat Penelitian            : SD Negeri 06 Seponti

Kelas                                : IV (EMPAT)

Mata pelajaran                 : IPS

Tanggal                            : 30 Agustus 2010

Semester                          : I (satu)

Tahun Pelajaran               : 2010 / 2011

 

No

Aspek Yang Diamati

Skor

Rata-rata

I

Pra Pembelajaran

 

1. Kesiapan ruang,alat dan media pembelajaran

3

3

 

 2. Memeriksa kesiapan siswa

3

II

Membuka Pelajaran

 

1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar

3

3,5

 

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yan akan

   Dicapai

4

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

 

A. Penguasaan Materi pelajaran

 

1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran

3

2,75

 

2. Mengaitkan materi dan pengetahuan lain yang

   Relevan

2

 

3. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki

   Belajar

3

 

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

3

 

B. Pendekatan/strategi belajar

 

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

   Kompetensi (tujuan yang akan dicapai)

4

3,71

 

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

   perkembangan dan kebutuhan anak

3

 

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

3

 

4. Menguasai kelas

3

 

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

   Kontekstual

3

 

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

   kebiasaan positif

3

 

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu

   yang telah dialokasikan

4

 

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar

 

1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media

3

 

 

3

 

 

 

 

 

2. Menghasilkan pesan yang menarik

3

 

3. Menggunakan  media secara efektif dan efisien

3

 

4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

3

 

 

D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa

 

 

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

   Pembelajaran

3

3

 

2. Merespons positif partisipasi siswa

3

 

3. Memfasilitasi terjadinya intereaksi guru,siswa dan

   sumber belajar

2

 

4. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa

3

 

5. Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif

4

 

6. Menumbuhkan keceriaan dan atusisme siswa dalam

   Belajar

3

 

E,Penilaian proses dan hasil belajar

 

1. Memantau kemajuan belajar

3

3

 

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

   (tujuan)

3

 

F. Penggunaan Bahasa

 

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

4

3,71

 

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

4

 

3. Menyimpulkan pesan dengan gaya yang sesuai

3

IV

Penutup

 

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan

   Siswa

3

2,6

 

2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

2

 

3. Melakukan tindak lanjut

3

                                                                             

                                                                         Seponti 30 Agustus 2010

                                                         Observer

 

                                                          Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd

                                                          NIP 19650912 198909 1001

 

Rumus penilaian:

 

               Jumlah nilai rata-rata Rum 1 + Jumlah nilai rata-rata Rum II + Jumlah

               nilai rata-rata Rum III + Jumlah nilai rata-rata Rum IV : 4 = Nilai

               Praktik

 

 

 

Lampiran 4

 

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

                                            

Nama Guru                           : Taufani, A.Ma.Pd.SD

Tempat Penelitian                : SDN 06 Seponti

Kelas                                    : IV ( Empat )

Mata Pelajaran                      : IPS

Tanggal                                 :……..

Semester                               : 1 (Satu)

Tahun Pelajaran                    : 2010 / 2011

NO

ASPEK YANG DINILAI

CATATAN

1

Pra Pembelajaran

 

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-

    masing

 

2. Kesiapan menerima pembelajaran

 

 

II

Kegiatan membuka Pelajaran

 

1. Siswa mampu menjawab pertanyaan Apersepsi

 

 

2. Menjelaskan secara seksama saat dijelaskan

    kompetensi yang hendak dicapai.

 

III

Kegiatan Inti Pelajaran

 

A. Penjelasan materi pelajaran

 

1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan

    materi pelajaran

 

 

2. Aktif bertanya pada saat proses penjelasan  

    materi

 

3. Adanya interaksi positif antar siswa

 

 

4. Adanya interaksi positif antar siswa –guru,

    siswa materi pelajaran.

 

B. Pendekatan / Strategi belajar

 

1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

 

 
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika

    diberikan kesempatan

 

3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang

    diberikan

 

4. Siswa Termotivasi dalam mengikuti proses

    pembelajaran

5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

    dengan tenang dan tidak merasa tertekan

6. Siswa merasa senang menerima pelajaran

 

 

C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber

     belajar

 

1. Adanya interaksi positif antara siswa dan

    media pembelajaran yang digunaka guru

 

2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan

   dengan media pembelajaran.

 

3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber

    belajar yang ditentukan guru.

 

D. Penilaian Proses dan hasil belajar

 

1. Siswa merasa terbimbing

 

 

2. Siswa mampu menjawab dengan benar

    pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru

 

E. Penggunaan Bahasa

 

1. Siswa mampu mengemukakan pendapat

    dengan lancar

 

2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan

    lugas

 

IV

Penutup

 

1. Siswa secara aktif memberi rangkuman

 

2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan

    tenang

 

 

 

Catatan tambahan    : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

 

BAB I

RENCANA PENELITIAN

 

  1. A.    Analisis Situasi

Dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan kehidupan bangsa , maka peningkatan mutu pendidikan menjade i prioritas utama pebangunan nasional.

Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah dasar mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis , rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah , dan ketrampilan dalam kehidupan social, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunijkasi , bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakatyang majemuk, ditingkat lokal , nasional, dan global, hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang suda ada selaras dengan perkembangan zaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalamai perkembangan.

Strategi dalam pembelajaran  merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan  untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan strategi pembelajaran yang relevan diharapkan mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pembelajaran. Hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tepat..

Dalam proses pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan harus diciptakan, dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan bai dan penuh semangat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan saran interaksi yang digunakan oleh guru terhadap siswa dalam proses kegiatan beljar mengajar. Maka dari itu, sebagai guru kita harus memperhatikan metode mengajar yang akan kita gunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi pembelajaran dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut (Usman dan Setyawati, 1993 : 120)

Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu (Hidayati, 2008). Namun demikan selama ini pendidikan yang diterapkan disekolah seringkali berkesan kurang menarik. Selama proses pembelajaran IPS antusias, aktifitas, dan kreatifitas, siswa sangat rendah,  

Dalam kenyataan di lapangan  sesuai data nilai ulangan semester ganjil  kelas IV SDN 06 Seponti diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah masih, di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana nilai rata-rata siswa di kelas IV adalah (58,5), sementara KKM yang di targetkan adalah (65). Hal ini disebabkan  pembelajaran IPS belum memenuhi ketuntasan minimal karena  metode yang digunakan selama ini belum sesuai dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan media masih kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 

 

  1. B.     Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah  penggunaan metode pemecahan masalah  dalam  pembelajaran IPS Kelas IV SDN 06 Seponti dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran?

Secara khusus masalah dapat dirumuskan seperti berikut:

  1. Apakah dengan menggunakan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa?
  2. Apa bentuk evaluasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN 06 Seponti?

 

  1. C.    Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :

  1. Meningkatkan  aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS  di kelas IV SDN 06 Seponti, dengan menerapkan metode Pemecahan Masalah.
  2. Menemukan bentuk evaluasi yang dapat diterapkan dan sesuai dengan metode pemecahan masalah, dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 06 Seponti.

 

  1. D.    Manfaat Penelitian
    1. Bagi siswa
  • Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran.
  • Meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
  • Meningkatnya kerja sama dan memupuk rasa sosial
  1. Bagi guru
  • Mengetahui strategi pembelajaran untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran IPS terutama dalam materi sosial budaya .

  • Diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPS kelas IV.
  • Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran IPS.
  • Meningkatnya kreatifitas Guru.
  1. Bagi sekolah
  • Menumbuhkan  iklim pembelajaran siswa aktif di kelas.
  • Menumbuhkan motifasi guru-guru yang ada disekolah tersebut dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

LANDASAN TEORI

 

  1. A.        METODE PEMECAHAN MASALAH

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1980) (dalam Abimanyu, dkk 2008) metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertia tersebut Joni (1993) (dalam Abimanyu, dkk. 2008) mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

 

  1. Pengertian Metode Problem Solving

          Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam masalah :

1)        Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Kita harus mencari variabel masalah tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2)        Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya.Kita harus menjawab pertanyaan : ”Apakah pernyataan itu benar atau salah ?”. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.

 

Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (sukoriyanto,2001:103).

 

 Fungsi guru dalam pembelajaran adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Karena masalah yang diluar jangkauan kemampuan berpikir siswa justru  dapat menurunkan tingkat motivasi belajar mereka.

  1. Tujuan Pembelajaran Problem Solving

Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu sebagai berikut.

1)        Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.

2)        Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.

3)        Potensi intelektual siswa meningkat.

4)        Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

 

  1. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam memberikan pembelajaran problem solving yaitu sebagai berikut.

1)      Menyajikan masalah dalam bentuk umum.

2)      Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional.

3)      Menentukan strategi penyelesaian.

4)      Menyelesaikan masalah.

Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo, 2003:162), menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem solving yaitu sebagai berikut.

1)      Pemahaman terhadap masalah.

2)      Perencanaan penyelesaian masalah.

3)      Melaksanakan perencanaan.

4)      Melihat kembali penyelesaian.

Hidayati, dkk. (2008) berpendapat ada dua pendekatan dalam pemecahan masalah yaitu:

1)   Menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh motivasi yang kuat untuk menjawab permasalahan kemudian menemukan jawaban yang memadai dengan bimbingan guru yang kompeten.

2)   Menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari pemecahannya.

 

Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri, begitu juga dengan metode problem solving. Metode ini memiliki kelbihan dan kekurangannya, adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:

  1. Kelebihan metode pemecahan masalah menurut  Hidayati, dkk. (2008) adalah:

1)        Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah;

2)        Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh;

3)         Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja;

4)         Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.

  1. Kelemahan metode pemecahan masalah (Hidayati, dkk. 2008) adalah:

1)      Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa itu tidak mudah;

2)      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan tantangan atau bahkan kesulitan bagi siswa;

3)      Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama;

4)      Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru;

 

Dalam penerapan metode pemecahan masalah menurut Johnson dan Jhonson (Hidayati, dkk. 2008) adalah sebagai berikut:

  1. Difinisi masalah, untuk perumusan masalah dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (1) Semua pernyataan ditulis di papan tulis, (2) rumuskan kembali setiap pernyataan tersebut sehingga mendapat gambaran yang ideal dan actual.
  2. Diagnosa masalah, dalam langkah ini akan dibahas tentang penyebab timbulnya masalah dan akibat lebih lanjut apabila masalah tersebut tidak diatasi.
  3.  Merumuskan alternative dan rencana pemecahan.
  4. Penerapan dan penetapan suatu strategi, setelah berbagai alternative pemecahan masalah diperoleh, maka langkah berikutnya adalah memilih alternative yang sesuai dengan masalah, memilih alternative yang memiliki banyak factor pendukung dan sedikit factor penghambatnya serta meninjau keuntungan atau efek samping terhadap setiap alternative.
  5. Evaluasi keberhasilan strategi.

 

  1. B.          HAKEKAT IPS

IPS merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik tingkah laku perorangan maupun tingkah laku kelompok (Silvester Petrus Taneo, dkk. 2009).  Secara mendasar  Sumaatmaja, (1980) menyatakan pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Sedangkan menurut (Kurikulum 2006) Ilmu Pengetahuan sosial sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.

Dari pendapat-pendapat tersebut  dapat penulis simpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik selaku individu maupun kelompok dan mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

 Ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi keluarga, masyarakat setempat, uang, pajak, tabungan, ekonomi setempat, wilayah propinsi, wilayah kepulauan, wilayah pemerintah daerah, negara republik Indonesia. Mengenal kawasan dunia lingkungan sekitar dan lingkungan sejarah (KTSP, 2006). Dalam Kurikulum (2006) IPS mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis. 

Untuk membina konsep dan pengembangankan generalisasi diperlukan keterampilan-keterampilan khusus.  Dalam pengajaran IPS keterampilan yang akan dikembangkan meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual dan keterampilan sosial Taneo,dkk. (2009). Strategi dalam menanamkan konsep pada peserta didik hendaknya didasarkan pada keperluan, ketepatan, kegunaan, dan kemudahan. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.

Strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik.  Materi dan pokok bahasan dalam pembelajaran IPS dengan berbagai metode digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik bagi diri siswa. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan nilai-nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan  manusia.

Dalam KTSP (2006) untuk mata pelajaran IPS kelas IV materi pokok untuk semester ganjil meliputi peta lingkungan setempat;  kenampakan alam sosial dan budaya; sumber daya alam kita; peninggalan sejarah Indonesia; kepahlawanan dan patriotisme.  Sedangkan untuk semester genap materi pokoknya meliputi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi; koperasi; perkembangan tehnologi; dan masalah sosial. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pemecahan masalah materi yang sesuai dengan metode ini adalah sosial budaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

 

  1. A.           Metode Penelitian

Penelitian ini berusaha mengkaji serta merefleksi secara kritis dan kolaboratif suatu implementasi rencana pembelajaran terhadap kinerja guru dan siswa secara interaksi antara guru dan siswa dalam konteks kealamiahan situasi dan kondisi kelas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research (Kemmis,1982, McNiff: 1992 dalam Darsono, 2007). Penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi  (Kemmis & Mc. Targart,1982 dalam Aunurrahman dkk, 2009) .            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian secara langsung dilapangan. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah penelitian dengan terjun langsung ke objek penelitian guna memperoleh data yang jelas dan valid.

Action research sesuai dengan arti katanya diterjemahkan menjadi penelitian tindakan kelas oleh Suharjono dalam Mohammad Asrori (2008 : 5) didefinisikan  bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Semua kejadian atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini merupakan data yang akan dijadikan sebagai bahan dalam usaha merefleksi diri dan menjadi bahan di dalam menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan.

 

  1. B.     Bentuk Penelitian

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah   penelitian yang dilaksanakan oleh seorang guru didalam kelasnya melalui refleksi dirinya dalam pembelajaran yang dilakukan, dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksananakan selanjutnya. Penelitian tindakan ini menekankan cara guru menerapkan pembelajaran, sehingga terjadi perubahan ke arah perbaikan berdasarkan refleksi yang telah dilakukan bersama teman sejawat sebagai observer, dengan menggunakan siklus spiral yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif.

 

  1. C.    Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Iskandar 2009:49), yaitu:

 

  Identifikasi

    masalah / Refleksi                           SIKLUS I

 

     Perencanaan Siklus              Pelaksanaan Tindakan

 

 

                                          Refleksi I                                     Observasi

 

 

      Belum Berhasil                            SIKLUS II

 

 

     Perencanaan Siklus             Pelaksanaan Tindakan   

 

 

         Refleksi II                                   Observasi

 

 

 

            Berhasil                             Analisis Data                    Penyusunan Laporan

 

 

  1. Rancangan Penelitian Siklus I
    1. Identifikasi masalah / Refleksi awal

1)      Pada tahap awal penelitian, peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan siswa kelas IV SDN 06 Seponti terhadap pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia.

2)      Mendiskusikan bersama teman sejawat sebagai observer tentang penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran sosial budaya Indonesia.

3)      Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia yang akan dilaksanakan dengan metode Problem Solving.

  1. Perencanaan Siklus I

1)      Menyusun skenario dan rencana pembelajaran tentang Sosial Budaya dengan metode Problem Solving.

2)      Membuat media pembelajaran yang akan digunakan.

3)      Menyusun panduan observasi untuk pengamatan pada penelitian dan aktivitas siswa pada waktu pelaksanaan tindakan.

  1. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1)      Kegiatan awal yang berupa, apersepsi dan informasi tujuan pembelajaran.

2)      Kegiatan inti yang berupa, pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

3)      Kegiatan akhir yang berupa, menyimpulkan materi pembelajaran.

  1. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan secara kolaborator terhadap peneliti merupakan data untuk mendiskripsikan serta mengukur keberhasilan seseorang guru yang sedang meneliti dapat mengimplementasikan gagasan  yang diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa. Pada tahap observasi ini kolaborator menggunakan instrumen observasi yang telah disusun. Jadi dalam  tahap observasi pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan 3 jenis observasi, yaitu:

1)      Pengamatan terhadap guru sebagai peneliti yang pada saat bersamaan melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Solving.

2)      Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

3)      Pengukuran hasil belajar siswa setelah pemberian tes formatif.

  1. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:

1)      Merinci dan menganalisis penelitian tindakan yang telah dilaksanakan berkaitan dengan aktivitas belajar siswa, keberhasilan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa berdasar hasil pengamatan.

2)      Merancang tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan tindakan untuk siklus berikutnya berdasarkan hasisl analisis yang telah dilakukan bersama teman sejawat pada tahap refleksi.

  1. Rancangan Penelitian Siklus II
    1. Perencanaan tindakan siklus II

1)      Merancang skenario perbaikan pembelajaran pembelajaran berdasar hasil refleksi pada siklus I agar pelaksanan tindakan yang dilaksanakan menjadi lebih efektif.

2)      Menyusun rencana pembelajaran Sosial Budaya dengan mengunakan metode Problem Solving.

3)      Menyiapkan lembar observasi untuk pengamatan pada peneliti pada saat pelaksanaan tindakan.

4)      Menyiapkan lembar observasi  kegiatan siswa.

  1. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan  kegiatan yang dilakukan adalah perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan masih dengan menggunakan langkah-langkah sesuai dengan kegiatan pembeljaran menggunakan metode Problem Solving.

  1. Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus ke II ini masih dibantu kolaborator dengan instrumen observasi seperti yang telah digunakan pada penelitian tindakan siklus I. Hasil pemberian tes formatif pada siklus ke II ini selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk digunakan sebagai bahan refleksi terhadap peningkata hasil belajar pada siklus II.

  1. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi bersama kolabolator terhadap permasalahan, apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau gagal berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II.

 

  1. D.           Subyek Penelitian dan setting penelitian

1)          Subyek dalam penelitian ini meliputi:

  1. Guru yang mengajar IPS di kelas IV SDN 06 Seponti, yang sekaligus sebagai peneliti.
  2. Siswa kelas IV SDN 06 Seponti, yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki, dan 11 siswa perempuan.

2)        Setting Penelitian;

Setting penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Seponti, Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara.

 

  1. E.            Data dan Sumber Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini sumber data yang digunakan adalah:

  1. Hasil tes yang diperoleh anak dalam pembelajaran IPS.
  2. Data observasi yang memuat data obyektif tentang kegiatan peneliti dan keaktifan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

 

  1. F.            Teknik dan Alat Pengumpulan Data
    1. Teknik Pengumpulan Data

1)      Teknik Observasi, yaitu teknik pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolabolator untuk mencatat gejala-gejala yang terjadi pada guru / peneliti dan siswa yang menjadi obyek penelitian pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan panduan yang telah dibuat.

2)      Teknik pemberian tes, yaitu teknik mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkatan atau derajat keberhasilan sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan.

  1. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah:

1)      Pedoman observasi, adalah alat pengumpul data dengan teknik observasi langsung, yang memuat indikator-indikator yang diamati, yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan tindakan.

2)      Tes, yaitu tes tertulis yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa.

3)      Dokumentasi, adalah catatan tentang kejadian misalnya RPP.

 

  1. G.           Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dari tes awal, tes formatif dan tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data yang disajikan dalam bentuk tabel kemudian dihitung frekuensi relatifnya kemudian dianalisis dengan teknik analisis logis, yaitu analisis yang didasarkan pada penalaran logis.

Data yang dikumpulkan dari data observasi atau kegiatan lainnya dari pelaksanaan siklus I dan siklus II pada penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisis secara partisipasif dengan menggunakan teknik presentasi dilihat dari kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung tentang  sosial budaya di Indonesia dengan metode problem solving pada siswa kelas IV SDN 06 Seponti.

Semua data yng telah diredaksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat diambil kesimpulan secara kualitatif. Setelah itu data tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Informasi yang dimaksud merupakan uraian proses kegiatan pemblajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi setiap siklus, tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan evaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

 

  1. H.           Jadwal Penelitian

Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 06 Seponti, direncanakan selama 3 bulan, dengan rencana sebagai berikut:

No

 

Kegiatan

Agustus

September

Oktober

1

2

3

4

5

1

2

3

4

1

2

3

4

5

1. Persiapan

  1. Mengajukan proposal
  2. Seminar proposal
 

X

 

 

X

                       
2. Pelaksanaan Siklus 1

  1. Perencanaan tindakan
  2. Pelaksanaan tindakan dan observasi

c. Analisis dan refleksi

     

 

 

X

 

 

 

X

 

 

 

 

 

 

X

               
3. Pelaksanaan Siklus 2

  1. Perencanaan tindakan
  2. Pelaksanaan tindakan dan observasi
  3. Analisis dan refleksi
           

 

 

X

 

 

 

 

X

 

 

 

 

 

 

X

         
4. Analisis Data Penelitian                   X        
5. Penyusunan Laporan                     X      
6. Penggandaan dan pengiriman hasil                       X  

X

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abimanyu, Soli. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas

 

Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Azmawati. (2008). Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Contextual Teaching and Learning di SDN 3 Bandar Lampung.  Bandar Lampung: Universitas Lampung.

 

BNSP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP Depdiknas.

 

Chamisijetin, Lise. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Darsono. 2007. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Role Playing dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas V SDN 5 Metro Barat Tahun 2007. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

 

Harefa, Oktarianus. 2000. Buletin MGMP Media Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandar Lampung: Kanwil Depdikbud Propinsi Lampung. 

 

Hidayati. dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Kumunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Prefesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

 

Lapono, Nabisi, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dikti Depdiknas.

 

Mastur, dkk. 2007. Ilmu pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu.

 

 Sidiq, M. Djauhar. dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Sumaatmaja, Nursid. 1980. Pembelajaran IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

 

Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.

 

Wijaya, Cece. (1983). Metodologi Pengajaran. Bandung: IKIP Bandung.

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 1

 

PANDUAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK

Siklus II

 

Nama Peserta didik             : Shindi Nariawati

Waktu Wawancara              : Waktu Istirahat

Hari/Tanggal                       : 25 September 2010

Pukul                                   : 09.15

Pewawancara                      : Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd

 

No

Rambu-Rambu Pertanyaan

1

Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode pemecahan masalah?

Jawaban:  saya masih agak bingung,

 

2

Dengan adanya pendekatan pemecahan masalah saat ini, apakah kamu tertarik dan berminat dalam belajar  IPS?

Jawaban: ya, saya tertarik belajar IPS.

 

3

Apakah dengan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah yang sekarang ini kamu lebih semangat dalam belajar?

Jawaban: ya, saya lebih semangat dari sebelumnya.

 

4

Berikan pendapat dan saran kamu untuk pembelajaran berikutnya?

Jawaban: semoga pembelajaran lebih menyenangkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 2

 

TABEL HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

 

No

Nama Peserta Didik

Siklus I

Siklus II

Tes Awal

Tes Akhir

Ket

Tes Awal

Tes Akhir

Ket

1

             

2

             

3

             

4

             

5

             

6

             

7

             

8

             

9

             

10

             

11

             

12

             

13

             

14

             

15

             

16

             

17

             

18

             

19

             

20

             

21

             

22

             

23

             

24

             

25

             

26

             

27

             

28

             

29

             

30

             

Rata-Rata

           

 

Keterangan:

Nilai                                                 : Skor yang diperoleh siswa

Rata-Rata Nilai                                : Jumlah nilai: Peserta didik

Jumlah Peserta Didik Tuntas           : Nilai yang diperoleh peserta didik ≥ KKM

Jumlah Peserta Tidak Didik Tuntas : Nilai yang diperoleh peserta didik ≤ KKM

Ketuntasan Kelas                                :


Lampiran 3

 

Lembar observasi kegiatan guru

Nama Peneliti                  : Taufani, A.Ma.Pd.SD

Tempat Penelitian            : SD Negeri 06 Seponti

Kelas                                : IV (EMPAT)

Mata pelajaran                 : IPS

Tanggal                            : 30 Agustus 2010

Semester                          : I (satu)

Tahun Pelajaran               : 2010 / 2011

 

No

Aspek Yang Diamati

Skor

Rata-rata

I

Pra Pembelajaran

 

1. Kesiapan ruang,alat dan media pembelajaran

3

3

 

 2. Memeriksa kesiapan siswa

3

II

Membuka Pelajaran

 

1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar

3

3,5

 

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yan akan

   Dicapai

4

III

Kegiatan Inti Pembelajaran

 

A. Penguasaan Materi pelajaran

 

1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran

3

2,75

 

2. Mengaitkan materi dan pengetahuan lain yang

   Relevan

2

 

3. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki

   Belajar

3

 

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

3

 

B. Pendekatan/strategi belajar

 

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

   Kompetensi (tujuan yang akan dicapai)

4

3,71

 

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

   perkembangan dan kebutuhan anak

3

 

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut

3

 

4. Menguasai kelas

3

 

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat

   Kontekstual

3

 

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

   kebiasaan positif

3

 

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu

   yang telah dialokasikan

4

 

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar

 

1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media

3

 

 

3

 

 

 

 

 

2. Menghasilkan pesan yang menarik

3

 

3. Menggunakan  media secara efektif dan efisien

3

 

4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

3

 

 

D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa

 

 

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam

   Pembelajaran

3

3

 

2. Merespons positif partisipasi siswa

3

 

3. Memfasilitasi terjadinya intereaksi guru,siswa dan

   sumber belajar

2

 

4. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa

3

 

5. Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif

4

 

6. Menumbuhkan keceriaan dan atusisme siswa dalam

   Belajar

3

 

E,Penilaian proses dan hasil belajar

 

1. Memantau kemajuan belajar

3

3

 

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

   (tujuan)

3

 

F. Penggunaan Bahasa

 

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

4

3,71

 

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

4

 

3. Menyimpulkan pesan dengan gaya yang sesuai

3

IV

Penutup

 

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan

   Siswa

3

2,6

 

2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

2

 

3. Melakukan tindak lanjut

3

                                                                             

                                                                         Seponti 30 Agustus 2010

                                                         Observer

 

                                                          Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd

                                                          NIP 19650912 198909 1001

 

Rumus penilaian:

 

               Jumlah nilai rata-rata Rum 1 + Jumlah nilai rata-rata Rum II + Jumlah

               nilai rata-rata Rum III + Jumlah nilai rata-rata Rum IV : 4 = Nilai

               Praktik

 

 

 

Lampiran 4

 

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

                                            

Nama Guru                           : Taufani, A.Ma.Pd.SD

Tempat Penelitian                : SDN 06 Seponti

Kelas                                    : IV ( Empat )

Mata Pelajaran                      : IPS

Tanggal                                 :……..

Semester                               : 1 (Satu)

Tahun Pelajaran                    : 2010 / 2011

NO

ASPEK YANG DINILAI

CATATAN

1

Pra Pembelajaran

 

1. Siswa menempati tempat duduknya masing-

    masing

 

2. Kesiapan menerima pembelajaran

 

 

II

Kegiatan membuka Pelajaran

 

1. Siswa mampu menjawab pertanyaan Apersepsi

 

 

2. Menjelaskan secara seksama saat dijelaskan

    kompetensi yang hendak dicapai.

 

III

Kegiatan Inti Pelajaran

 

A. Penjelasan materi pelajaran

 

1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan

    materi pelajaran

 

 

2. Aktif bertanya pada saat proses penjelasan  

    materi

 

3. Adanya interaksi positif antar siswa

 

 

4. Adanya interaksi positif antar siswa –guru,

    siswa materi pelajaran.

 

B. Pendekatan / Strategi belajar

 

1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar

 

 
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika

    diberikan kesempatan

 

3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang

    diberikan

 

4. Siswa Termotivasi dalam mengikuti proses

    pembelajaran

5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

    dengan tenang dan tidak merasa tertekan

6. Siswa merasa senang menerima pelajaran

 

 

C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber

     belajar

 

1. Adanya interaksi positif antara siswa dan

    media pembelajaran yang digunaka guru

 

2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan

   dengan media pembelajaran.

 

3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber

    belajar yang ditentukan guru.

 

D. Penilaian Proses dan hasil belajar

 

1. Siswa merasa terbimbing

 

 

2. Siswa mampu menjawab dengan benar

    pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru

 

E. Penggunaan Bahasa

 

1. Siswa mampu mengemukakan pendapat

    dengan lancar

 

2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan

    lugas

 

IV

Penutup

 

1. Siswa secara aktif memberi rangkuman

 

2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan

    tenang

 

 

 

Catatan tambahan    : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

 

 

                                                                         Seponti ……………..2011

                                                         Observer

 

 

                                                          ………………………….

                                                          NIP ……………………

 

                                                                         Seponti ……………..2011

                                                         Observer

 

 

                                                          ………………………….

                                                          NIP ……………………

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.