BAB I
PENDAHULUAN
- A. Analisis Situasi
Dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan kehidupan bangsa , maka peningkatan mutu pendidikan menjade i prioritas utama pebangunan nasional.
Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah dasar mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis , rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah , dan ketrampilan dalam kehidupan social, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunijkasi , bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakatyang majemuk, ditingkat lokal , nasional, dan global, hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang suda ada selaras dengan perkembangan zaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalamai perkembangan.
Strategi dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan strategi pembelajaran yang relevan diharapkan mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pembelajaran. Hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tepat..
Dalam proses pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan harus diciptakan, dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan bai dan penuh semangat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan saran interaksi yang digunakan oleh guru terhadap siswa dalam proses kegiatan beljar mengajar. Maka dari itu, sebagai guru kita harus memperhatikan metode mengajar yang akan kita gunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi pembelajaran dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut (Usman dan Setyawati, 1993 : 120)
Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu (Hidayati, 2008). Namun demikan selama ini pendidikan yang diterapkan disekolah seringkali berkesan kurang menarik. Selama proses pembelajaran IPS antusias, aktifitas, dan kreatifitas, siswa sangat rendah,
Dalam kenyataan di lapangan sesuai data nilai ulangan semester ganjil kelas IV SDN 06 Seponti diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah masih, di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana nilai rata-rata siswa di kelas IV adalah (58,5), sementara KKM yang di targetkan adalah (65). Hal ini disebabkan pembelajaran IPS belum memenuhi ketuntasan minimal karena metode yang digunakan selama ini belum sesuai dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan media masih kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
- B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah penggunaan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS Kelas IV SDN 06 Seponti dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran?
Secara khusus masalah dapat dirumuskan seperti berikut:
- Apakah dengan menggunakan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa?
- Apa bentuk evaluasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN 06 Seponti?
- C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :
- Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 06 Seponti, dengan menerapkan metode Pemecahan Masalah.
- Menemukan bentuk evaluasi yang dapat diterapkan dan sesuai dengan metode pemecahan masalah, dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 06 Seponti.
- D. Manfaat Penelitian
- Bagi siswa
- Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran.
- Meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
- Meningkatnya kerja sama dan memupuk rasa sosial
- Bagi guru
- Mengetahui strategi pembelajaran untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran IPS terutama dalam materi sosial budaya .
- Diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPS kelas IV.
- Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran IPS.
- Meningkatnya kreatifitas Guru.
- Bagi sekolah
- Menumbuhkan iklim pembelajaran siswa aktif di kelas.
- Menumbuhkan motifasi guru-guru yang ada disekolah tersebut dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
BAB II
LANDASAN TEORI
- A. METODE PEMECAHAN MASALAH
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1980) (dalam Abimanyu, dkk 2008) metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertia tersebut Joni (1993) (dalam Abimanyu, dkk. 2008) mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Pengertian Metode Problem Solving
Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam masalah :
1) Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Kita harus mencari variabel masalah tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2) Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya.Kita harus menjawab pertanyaan : ”Apakah pernyataan itu benar atau salah ?”. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (sukoriyanto,2001:103).
Fungsi guru dalam pembelajaran adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Karena masalah yang diluar jangkauan kemampuan berpikir siswa justru dapat menurunkan tingkat motivasi belajar mereka.
- Tujuan Pembelajaran Problem Solving
Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu sebagai berikut.
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3) Potensi intelektual siswa meningkat.
4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
- Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam memberikan pembelajaran problem solving yaitu sebagai berikut.
1) Menyajikan masalah dalam bentuk umum.
2) Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional.
3) Menentukan strategi penyelesaian.
4) Menyelesaikan masalah.
Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo, 2003:162), menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem solving yaitu sebagai berikut.
1) Pemahaman terhadap masalah.
2) Perencanaan penyelesaian masalah.
3) Melaksanakan perencanaan.
4) Melihat kembali penyelesaian.
Hidayati, dkk. (2008) berpendapat ada dua pendekatan dalam pemecahan masalah yaitu:
1) Menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh motivasi yang kuat untuk menjawab permasalahan kemudian menemukan jawaban yang memadai dengan bimbingan guru yang kompeten.
2) Menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari pemecahannya.
Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri, begitu juga dengan metode problem solving. Metode ini memiliki kelbihan dan kekurangannya, adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:
- Kelebihan metode pemecahan masalah menurut Hidayati, dkk. (2008) adalah:
1) Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah;
2) Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh;
3) Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja;
4) Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.
- Kelemahan metode pemecahan masalah (Hidayati, dkk. 2008) adalah:
1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa itu tidak mudah;
2) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan tantangan atau bahkan kesulitan bagi siswa;
3) Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama;
4) Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru;
Dalam penerapan metode pemecahan masalah menurut Johnson dan Jhonson (Hidayati, dkk. 2008) adalah sebagai berikut:
- Difinisi masalah, untuk perumusan masalah dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (1) Semua pernyataan ditulis di papan tulis, (2) rumuskan kembali setiap pernyataan tersebut sehingga mendapat gambaran yang ideal dan actual.
- Diagnosa masalah, dalam langkah ini akan dibahas tentang penyebab timbulnya masalah dan akibat lebih lanjut apabila masalah tersebut tidak diatasi.
- Merumuskan alternative dan rencana pemecahan.
- Penerapan dan penetapan suatu strategi, setelah berbagai alternative pemecahan masalah diperoleh, maka langkah berikutnya adalah memilih alternative yang sesuai dengan masalah, memilih alternative yang memiliki banyak factor pendukung dan sedikit factor penghambatnya serta meninjau keuntungan atau efek samping terhadap setiap alternative.
- Evaluasi keberhasilan strategi.
- B. HAKEKAT IPS
IPS merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik tingkah laku perorangan maupun tingkah laku kelompok (Silvester Petrus Taneo, dkk. 2009). Secara mendasar Sumaatmaja, (1980) menyatakan pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Sedangkan menurut (Kurikulum 2006) Ilmu Pengetahuan sosial sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik selaku individu maupun kelompok dan mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi keluarga, masyarakat setempat, uang, pajak, tabungan, ekonomi setempat, wilayah propinsi, wilayah kepulauan, wilayah pemerintah daerah, negara republik Indonesia. Mengenal kawasan dunia lingkungan sekitar dan lingkungan sejarah (KTSP, 2006). Dalam Kurikulum (2006) IPS mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
Untuk membina konsep dan pengembangankan generalisasi diperlukan keterampilan-keterampilan khusus. Dalam pengajaran IPS keterampilan yang akan dikembangkan meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual dan keterampilan sosial Taneo,dkk. (2009). Strategi dalam menanamkan konsep pada peserta didik hendaknya didasarkan pada keperluan, ketepatan, kegunaan, dan kemudahan. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.
Strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan dalam pembelajaran IPS dengan berbagai metode digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik bagi diri siswa. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan nilai-nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.
Dalam KTSP (2006) untuk mata pelajaran IPS kelas IV materi pokok untuk semester ganjil meliputi peta lingkungan setempat; kenampakan alam sosial dan budaya; sumber daya alam kita; peninggalan sejarah Indonesia; kepahlawanan dan patriotisme. Sedangkan untuk semester genap materi pokoknya meliputi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi; koperasi; perkembangan tehnologi; dan masalah sosial. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pemecahan masalah materi yang sesuai dengan metode ini adalah sosial budaya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
- A. Metode Penelitian
Penelitian ini berusaha mengkaji serta merefleksi secara kritis dan kolaboratif suatu implementasi rencana pembelajaran terhadap kinerja guru dan siswa secara interaksi antara guru dan siswa dalam konteks kealamiahan situasi dan kondisi kelas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research (Kemmis,1982, McNiff: 1992 dalam Darsono, 2007). Penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Kemmis & Mc. Targart,1982 dalam Aunurrahman dkk, 2009) . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian secara langsung dilapangan. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah penelitian dengan terjun langsung ke objek penelitian guna memperoleh data yang jelas dan valid.
Action research sesuai dengan arti katanya diterjemahkan menjadi penelitian tindakan kelas oleh Suharjono dalam Mohammad Asrori (2008 : 5) didefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Semua kejadian atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini merupakan data yang akan dijadikan sebagai bahan dalam usaha merefleksi diri dan menjadi bahan di dalam menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan.
- B. Bentuk Penelitian
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh seorang guru didalam kelasnya melalui refleksi dirinya dalam pembelajaran yang dilakukan, dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksananakan selanjutnya. Penelitian tindakan ini menekankan cara guru menerapkan pembelajaran, sehingga terjadi perubahan ke arah perbaikan berdasarkan refleksi yang telah dilakukan bersama teman sejawat sebagai observer, dengan menggunakan siklus spiral yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif.
- C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Iskandar 2009:49), yaitu:
Identifikasi
masalah / Refleksi SIKLUS I
Perencanaan Siklus Pelaksanaan Tindakan
Refleksi I Observasi
Belum Berhasil SIKLUS II
Perencanaan Siklus Pelaksanaan Tindakan
Refleksi II Observasi
Berhasil Analisis Data Penyusunan Laporan
- Rancangan Penelitian Siklus I
- Identifikasi masalah / Refleksi awal
1) Pada tahap awal penelitian, peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan siswa kelas IV SDN 06 Seponti terhadap pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia.
2) Mendiskusikan bersama teman sejawat sebagai observer tentang penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran sosial budaya Indonesia.
3) Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia yang akan dilaksanakan dengan metode Problem Solving.
- Perencanaan Siklus I
1) Menyusun skenario dan rencana pembelajaran tentang Sosial Budaya dengan metode Problem Solving.
2) Membuat media pembelajaran yang akan digunakan.
3) Menyusun panduan observasi untuk pengamatan pada penelitian dan aktivitas siswa pada waktu pelaksanaan tindakan.
- Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal yang berupa, apersepsi dan informasi tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti yang berupa, pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
3) Kegiatan akhir yang berupa, menyimpulkan materi pembelajaran.
- Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaborator terhadap peneliti merupakan data untuk mendiskripsikan serta mengukur keberhasilan seseorang guru yang sedang meneliti dapat mengimplementasikan gagasan yang diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa. Pada tahap observasi ini kolaborator menggunakan instrumen observasi yang telah disusun. Jadi dalam tahap observasi pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan 3 jenis observasi, yaitu:
1) Pengamatan terhadap guru sebagai peneliti yang pada saat bersamaan melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Solving.
2) Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3) Pengukuran hasil belajar siswa setelah pemberian tes formatif.
- Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Merinci dan menganalisis penelitian tindakan yang telah dilaksanakan berkaitan dengan aktivitas belajar siswa, keberhasilan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa berdasar hasil pengamatan.
2) Merancang tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan tindakan untuk siklus berikutnya berdasarkan hasisl analisis yang telah dilakukan bersama teman sejawat pada tahap refleksi.
- Rancangan Penelitian Siklus II
- Perencanaan tindakan siklus II
1) Merancang skenario perbaikan pembelajaran pembelajaran berdasar hasil refleksi pada siklus I agar pelaksanan tindakan yang dilaksanakan menjadi lebih efektif.
2) Menyusun rencana pembelajaran Sosial Budaya dengan mengunakan metode Problem Solving.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk pengamatan pada peneliti pada saat pelaksanaan tindakan.
4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa.
- Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan adalah perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan masih dengan menggunakan langkah-langkah sesuai dengan kegiatan pembeljaran menggunakan metode Problem Solving.
- Observasi
Kegiatan pengamatan pada siklus ke II ini masih dibantu kolaborator dengan instrumen observasi seperti yang telah digunakan pada penelitian tindakan siklus I. Hasil pemberian tes formatif pada siklus ke II ini selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk digunakan sebagai bahan refleksi terhadap peningkata hasil belajar pada siklus II.
- Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi bersama kolabolator terhadap permasalahan, apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau gagal berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II.
- D. Subyek Penelitian dan setting penelitian
1) Subyek dalam penelitian ini meliputi:
- Guru yang mengajar IPS di kelas IV SDN 06 Seponti, yang sekaligus sebagai peneliti.
- Siswa kelas IV SDN 06 Seponti, yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki, dan 11 siswa perempuan.
2) Setting Penelitian;
Setting penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Seponti, Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara.
- E. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini sumber data yang digunakan adalah:
- Hasil tes yang diperoleh anak dalam pembelajaran IPS.
- Data observasi yang memuat data obyektif tentang kegiatan peneliti dan keaktifan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
- F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
- Teknik Pengumpulan Data
1) Teknik Observasi, yaitu teknik pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolabolator untuk mencatat gejala-gejala yang terjadi pada guru / peneliti dan siswa yang menjadi obyek penelitian pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan panduan yang telah dibuat.
2) Teknik pemberian tes, yaitu teknik mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkatan atau derajat keberhasilan sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan.
- Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah:
1) Pedoman observasi, adalah alat pengumpul data dengan teknik observasi langsung, yang memuat indikator-indikator yang diamati, yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan tindakan.
2) Tes, yaitu tes tertulis yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa.
3) Dokumentasi, adalah catatan tentang kejadian misalnya RPP.
- G. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari tes awal, tes formatif dan tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data yang disajikan dalam bentuk tabel kemudian dihitung frekuensi relatifnya kemudian dianalisis dengan teknik analisis logis, yaitu analisis yang didasarkan pada penalaran logis.
Data yang dikumpulkan dari data observasi atau kegiatan lainnya dari pelaksanaan siklus I dan siklus II pada penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisis secara partisipasif dengan menggunakan teknik presentasi dilihat dari kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung tentang sosial budaya di Indonesia dengan metode problem solving pada siswa kelas IV SDN 06 Seponti.
Semua data yng telah diredaksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat diambil kesimpulan secara kualitatif. Setelah itu data tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Informasi yang dimaksud merupakan uraian proses kegiatan pemblajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi setiap siklus, tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan evaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
- H. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 06 Seponti, direncanakan selama 3 bulan, dengan rencana sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1. |
Persiapan
- Mengajukan proposal
- Seminar proposal
|
X |
X |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pelaksanaan Siklus 1
- Perencanaan tindakan
- Pelaksanaan tindakan dan observasi
c. Analisis dan refleksi |
|
|
|
X
|
X
|
X |
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pelaksanaan Siklus 2
- Perencanaan tindakan
- Pelaksanaan tindakan dan observasi
- Analisis dan refleksi
|
|
|
|
|
|
|
X |
X |
X |
|
|
|
|
|
4. |
Analisis Data Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
|
5. |
Penyusunan Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
6. |
Penggandaan dan pengiriman hasil |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
X |
|
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas
Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Azmawati. (2008). Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Contextual Teaching and Learning di SDN 3 Bandar Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
BNSP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP Depdiknas.
Chamisijetin, Lise. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Darsono. 2007. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Role Playing dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas V SDN 5 Metro Barat Tahun 2007. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Harefa, Oktarianus. 2000. Buletin MGMP Media Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandar Lampung: Kanwil Depdikbud Propinsi Lampung.
Hidayati. dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Kumunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Prefesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Lapono, Nabisi, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Mastur, dkk. 2007. Ilmu pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu.
Sidiq, M. Djauhar. dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Sumaatmaja, Nursid. 1980. Pembelajaran IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Wijaya, Cece. (1983). Metodologi Pengajaran. Bandung: IKIP Bandung.
Lampiran 1
PANDUAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
Siklus II
Nama Peserta didik : Shindi Nariawati
Waktu Wawancara : Waktu Istirahat
Hari/Tanggal : 25 September 2010
Pukul : 09.15
Pewawancara : Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd
No
|
Rambu-Rambu Pertanyaan
|
1
|
Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode pemecahan masalah?
Jawaban: saya masih agak bingung,
|
2
|
Dengan adanya pendekatan pemecahan masalah saat ini, apakah kamu tertarik dan berminat dalam belajar IPS?
Jawaban: ya, saya tertarik belajar IPS.
|
3
|
Apakah dengan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah yang sekarang ini kamu lebih semangat dalam belajar?
Jawaban: ya, saya lebih semangat dari sebelumnya.
|
4
|
Berikan pendapat dan saran kamu untuk pembelajaran berikutnya?
Jawaban: semoga pembelajaran lebih menyenangkan.
|
Lampiran 2
TABEL HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
No
|
Nama Peserta Didik
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Tes Awal
|
Tes Akhir
|
Ket
|
Tes Awal
|
Tes Akhir
|
Ket
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
21
|
|
|
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
|
|
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
|
|
|
29
|
|
|
|
|
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-Rata
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Nilai : Skor yang diperoleh siswa
Rata-Rata Nilai : Jumlah nilai: Peserta didik
Jumlah Peserta Didik Tuntas : Nilai yang diperoleh peserta didik ≥ KKM
Jumlah Peserta Tidak Didik Tuntas : Nilai yang diperoleh peserta didik ≤ KKM
Ketuntasan Kelas :
Lampiran 3
Lembar observasi kegiatan guru
Nama Peneliti : Taufani, A.Ma.Pd.SD
Tempat Penelitian : SD Negeri 06 Seponti
Kelas : IV (EMPAT)
Mata pelajaran : IPS
Tanggal : 30 Agustus 2010
Semester : I (satu)
Tahun Pelajaran : 2010 / 2011
No
|
Aspek Yang Diamati
|
Skor
|
Rata-rata
|
I
|
Pra Pembelajaran |
|
1. Kesiapan ruang,alat dan media pembelajaran |
3
|
3
|
|
2. Memeriksa kesiapan siswa |
3
|
II
|
Membuka Pelajaran |
|
1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar |
3
|
3,5
|
|
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yan akan
Dicapai |
4
|
III
|
Kegiatan Inti Pembelajaran |
|
A. Penguasaan Materi pelajaran |
|
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran |
3
|
2,75
|
|
2. Mengaitkan materi dan pengetahuan lain yang
Relevan |
2
|
|
3. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki
Belajar |
3
|
|
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan |
3
|
|
B. Pendekatan/strategi belajar |
|
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Kompetensi (tujuan yang akan dicapai) |
4
|
3,71
|
|
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak |
3
|
|
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut |
3
|
|
4. Menguasai kelas |
3
|
|
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
Kontekstual |
3
|
|
6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
kebiasaan positif |
3
|
|
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan |
4
|
|
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar |
|
1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media |
3
|
3
|
|
2. Menghasilkan pesan yang menarik |
3
|
|
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien |
3
|
|
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media |
3
|
|
D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa |
|
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
Pembelajaran |
3
|
3
|
|
2. Merespons positif partisipasi siswa |
3
|
|
3. Memfasilitasi terjadinya intereaksi guru,siswa dan
sumber belajar |
2
|
|
4. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa |
3
|
|
5. Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif |
4
|
|
6. Menumbuhkan keceriaan dan atusisme siswa dalam
Belajar |
3
|
|
E,Penilaian proses dan hasil belajar |
|
1. Memantau kemajuan belajar |
3
|
3
|
|
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) |
3
|
|
F. Penggunaan Bahasa |
|
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar |
4
|
3,71
|
|
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar |
4
|
|
3. Menyimpulkan pesan dengan gaya yang sesuai |
3
|
IV
|
Penutup |
|
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
Siswa |
3
|
2,6
|
|
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa |
2
|
|
3. Melakukan tindak lanjut |
3
|
Seponti 30 Agustus 2010
Observer
Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd
NIP 19650912 198909 1001
Rumus penilaian:
Jumlah nilai rata-rata Rum 1 + Jumlah nilai rata-rata Rum II + Jumlah
nilai rata-rata Rum III + Jumlah nilai rata-rata Rum IV : 4 = Nilai
Praktik
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Nama Guru : Taufani, A.Ma.Pd.SD
Tempat Penelitian : SDN 06 Seponti
Kelas : IV ( Empat )
Mata Pelajaran : IPS
Tanggal :……..
Semester : 1 (Satu)
Tahun Pelajaran : 2010 / 2011
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
CATATAN
|
1
|
Pra Pembelajaran |
|
1. Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing |
|
2. Kesiapan menerima pembelajaran
|
|
II
|
Kegiatan membuka Pelajaran |
|
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan Apersepsi
|
|
2. Menjelaskan secara seksama saat dijelaskan
kompetensi yang hendak dicapai. |
|
III
|
Kegiatan Inti Pelajaran |
|
A. Penjelasan materi pelajaran |
|
1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan
materi pelajaran
|
|
2. Aktif bertanya pada saat proses penjelasan
materi |
|
3. Adanya interaksi positif antar siswa
|
|
4. Adanya interaksi positif antar siswa –guru,
siswa materi pelajaran. |
|
B. Pendekatan / Strategi belajar |
|
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
|
|
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika
diberikan kesempatan |
|
3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang
diberikan |
|
4. Siswa Termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran
5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan tenang dan tidak merasa tertekan
6. Siswa merasa senang menerima pelajaran |
|
|
C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber
belajar |
|
1. Adanya interaksi positif antara siswa dan
media pembelajaran yang digunaka guru |
|
2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran. |
|
3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber
belajar yang ditentukan guru. |
|
D. Penilaian Proses dan hasil belajar |
|
1. Siswa merasa terbimbing
|
|
2. Siswa mampu menjawab dengan benar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru |
|
E. Penggunaan Bahasa |
|
1. Siswa mampu mengemukakan pendapat
dengan lancar |
|
2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan
lugas |
|
IV
|
Penutup |
|
1. Siswa secara aktif memberi rangkuman |
|
2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan
tenang |
|
Catatan tambahan : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB I
RENCANA PENELITIAN
- A. Analisis Situasi
Dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yakni mencerdaskan kehidupan kehidupan bangsa , maka peningkatan mutu pendidikan menjade i prioritas utama pebangunan nasional.
Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah dasar mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis , rasa ingin tahu , inkuiri, memecahkan masalah , dan ketrampilan dalam kehidupan social, 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, 4) Memiliki kemampuan berkomunijkasi , bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakatyang majemuk, ditingkat lokal , nasional, dan global, hal ini tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, pemerintah selalu merevisi kurikulum yang suda ada selaras dengan perkembangan zaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalamai perkembangan.
Strategi dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan strategi pembelajaran yang relevan diharapkan mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pembelajaran. Hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tepat..
Dalam proses pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan harus diciptakan, dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan bai dan penuh semangat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan saran interaksi yang digunakan oleh guru terhadap siswa dalam proses kegiatan beljar mengajar. Maka dari itu, sebagai guru kita harus memperhatikan metode mengajar yang akan kita gunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi pembelajaran dengan kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut (Usman dan Setyawati, 1993 : 120)
Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu (Hidayati, 2008). Namun demikan selama ini pendidikan yang diterapkan disekolah seringkali berkesan kurang menarik. Selama proses pembelajaran IPS antusias, aktifitas, dan kreatifitas, siswa sangat rendah,
Dalam kenyataan di lapangan sesuai data nilai ulangan semester ganjil kelas IV SDN 06 Seponti diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah masih, di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana nilai rata-rata siswa di kelas IV adalah (58,5), sementara KKM yang di targetkan adalah (65). Hal ini disebabkan pembelajaran IPS belum memenuhi ketuntasan minimal karena metode yang digunakan selama ini belum sesuai dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan media masih kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
- B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah penggunaan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS Kelas IV SDN 06 Seponti dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran?
Secara khusus masalah dapat dirumuskan seperti berikut:
- Apakah dengan menggunakan metode pemecahan masalah dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa?
- Apa bentuk evaluasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN 06 Seponti?
- C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :
- Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 06 Seponti, dengan menerapkan metode Pemecahan Masalah.
- Menemukan bentuk evaluasi yang dapat diterapkan dan sesuai dengan metode pemecahan masalah, dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN 06 Seponti.
- D. Manfaat Penelitian
- Bagi siswa
- Tumbuhnya motifasi siswa dalam proses pembelajaran.
- Meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
- Meningkatnya kerja sama dan memupuk rasa sosial
- Bagi guru
- Mengetahui strategi pembelajaran untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembelajaran IPS terutama dalam materi sosial budaya .
- Diperolehnya model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran IPS kelas IV.
- Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran IPS.
- Meningkatnya kreatifitas Guru.
- Bagi sekolah
- Menumbuhkan iklim pembelajaran siswa aktif di kelas.
- Menumbuhkan motifasi guru-guru yang ada disekolah tersebut dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
BAB II
LANDASAN TEORI
- A. METODE PEMECAHAN MASALAH
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (1980) (dalam Abimanyu, dkk 2008) metode mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertia tersebut Joni (1993) (dalam Abimanyu, dkk. 2008) mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relative umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Pengertian Metode Problem Solving
Munurut Polya (dalam Hudojo, 2003:150), terdapat dua macam masalah :
1) Masalah untuk menemukan, dapat teoritis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-teki. Kita harus mencari variabel masalah tersebut, kemudian mencoba untuk mendapatkan, menghasilkan atau mengkonstruksi semua jenis objek yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2) Masalah untuk membuktikan adalah untuk menunjukkan bahwa suatu pertanyaan itu benar atau salah atau tidak kedua-duanya.Kita harus menjawab pertanyaan : ”Apakah pernyataan itu benar atau salah ?”. Bagian utama dari masalah jenis ini adalah hipotesis dan konklusi dari suatu teorema yang harus dibuktikan kebenarannya.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha-usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaian. Sedangkan pengajaran penyelesaian masalah merupakan tindakan guru dalam mendorong siswa agar menerima tantangan dari pertanyaan bersifat menantang, dan mengarahkan siswa agar dapat menyelesaikan pertanyaan tersebut (sukoriyanto,2001:103).
Fungsi guru dalam pembelajaran adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalam proses pemecahannya. Masalah yang diberikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan berpikir siswa. Karena masalah yang diluar jangkauan kemampuan berpikir siswa justru dapat menurunkan tingkat motivasi belajar mereka.
- Tujuan Pembelajaran Problem Solving
Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah seperti apa yang dikemukakan oleh Hudojo (2003:155), yaitu sebagai berikut.
1) Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
3) Potensi intelektual siswa meningkat.
4) Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
- Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving
Adapun langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh guru di dalam memberikan pembelajaran problem solving yaitu sebagai berikut.
1) Menyajikan masalah dalam bentuk umum.
2) Menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional.
3) Menentukan strategi penyelesaian.
4) Menyelesaikan masalah.
Sedangkan menurut Hudojo dan Sutawijaya (dalam Hudojo, 2003:162), menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diikuti dalam penyelesaian problem solving yaitu sebagai berikut.
1) Pemahaman terhadap masalah.
2) Perencanaan penyelesaian masalah.
3) Melaksanakan perencanaan.
4) Melihat kembali penyelesaian.
Hidayati, dkk. (2008) berpendapat ada dua pendekatan dalam pemecahan masalah yaitu:
1) Menciptakan lingkungan yang merangsang sehingga siswa memperoleh motivasi yang kuat untuk menjawab permasalahan kemudian menemukan jawaban yang memadai dengan bimbingan guru yang kompeten.
2) Menghadapkan siswa kepada masalah-masalah untuk kemudian mencari pemecahannya.
Semua metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya tersendiri, begitu juga dengan metode problem solving. Metode ini memiliki kelbihan dan kekurangannya, adapun kelebihan dan kekurangannya adalah sebagai berikut:
- Kelebihan metode pemecahan masalah menurut Hidayati, dkk. (2008) adalah:
1) Siswa memiliki keterampilan memecahkan masalah;
2) Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif, rasional, logis, dan menyeluruh;
3) Pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja;
4) Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya.
- Kelemahan metode pemecahan masalah (Hidayati, dkk. 2008) adalah:
1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa itu tidak mudah;
2) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar yang banyak berpikir untuk memecahkan permasalahan secara individu maupun kelompok yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan tantangan atau bahkan kesulitan bagi siswa;
3) Proses pembelajaran memerlukan waktu yang lama;
4) Kurang sistematis apabila metode ini diterapkan untuk menyampaikan bahan baru;
Dalam penerapan metode pemecahan masalah menurut Johnson dan Jhonson (Hidayati, dkk. 2008) adalah sebagai berikut:
- Difinisi masalah, untuk perumusan masalah dianjurkan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (1) Semua pernyataan ditulis di papan tulis, (2) rumuskan kembali setiap pernyataan tersebut sehingga mendapat gambaran yang ideal dan actual.
- Diagnosa masalah, dalam langkah ini akan dibahas tentang penyebab timbulnya masalah dan akibat lebih lanjut apabila masalah tersebut tidak diatasi.
- Merumuskan alternative dan rencana pemecahan.
- Penerapan dan penetapan suatu strategi, setelah berbagai alternative pemecahan masalah diperoleh, maka langkah berikutnya adalah memilih alternative yang sesuai dengan masalah, memilih alternative yang memiliki banyak factor pendukung dan sedikit factor penghambatnya serta meninjau keuntungan atau efek samping terhadap setiap alternative.
- Evaluasi keberhasilan strategi.
- B. HAKEKAT IPS
IPS merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik tingkah laku perorangan maupun tingkah laku kelompok (Silvester Petrus Taneo, dkk. 2009). Secara mendasar Sumaatmaja, (1980) menyatakan pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Sedangkan menurut (Kurikulum 2006) Ilmu Pengetahuan sosial sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik selaku individu maupun kelompok dan mengkaji tentang peristiwa, fakta, konsep, generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi keluarga, masyarakat setempat, uang, pajak, tabungan, ekonomi setempat, wilayah propinsi, wilayah kepulauan, wilayah pemerintah daerah, negara republik Indonesia. Mengenal kawasan dunia lingkungan sekitar dan lingkungan sejarah (KTSP, 2006). Dalam Kurikulum (2006) IPS mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.
Untuk membina konsep dan pengembangankan generalisasi diperlukan keterampilan-keterampilan khusus. Dalam pengajaran IPS keterampilan yang akan dikembangkan meliputi keterampilan motorik, keterampilan intelektual dan keterampilan sosial Taneo,dkk. (2009). Strategi dalam menanamkan konsep pada peserta didik hendaknya didasarkan pada keperluan, ketepatan, kegunaan, dan kemudahan. Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai metode dan media pembelajaran.
Strategi pengajaran diri dalam IPS bertujuan untuk membina dan mengembangkan sikap mental yang baik. Materi dan pokok bahasan dalam pembelajaran IPS dengan berbagai metode digunakan untuk membina penghayatan, kesadaran, dan pemilikan nilai-nilai yang baik bagi diri siswa. Pengajaran IPS dilaksanakan dalam waktu terbatas, sehingga tidak mungkin dapat memperkenalkan nilai-nilai kehidupan manusia kepada siswa. Oleh karena itu nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa merupakan nilai-nilai yang pokok dan mendasar bagi kehidupan manusia.
Dalam KTSP (2006) untuk mata pelajaran IPS kelas IV materi pokok untuk semester ganjil meliputi peta lingkungan setempat; kenampakan alam sosial dan budaya; sumber daya alam kita; peninggalan sejarah Indonesia; kepahlawanan dan patriotisme. Sedangkan untuk semester genap materi pokoknya meliputi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi; koperasi; perkembangan tehnologi; dan masalah sosial. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode pemecahan masalah materi yang sesuai dengan metode ini adalah sosial budaya.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
- A. Metode Penelitian
Penelitian ini berusaha mengkaji serta merefleksi secara kritis dan kolaboratif suatu implementasi rencana pembelajaran terhadap kinerja guru dan siswa secara interaksi antara guru dan siswa dalam konteks kealamiahan situasi dan kondisi kelas. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research (Kemmis,1982, McNiff: 1992 dalam Darsono, 2007). Penelitian tindakan kelas tersebut merupakan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps) setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi (Kemmis & Mc. Targart,1982 dalam Aunurrahman dkk, 2009) . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian secara langsung dilapangan. Penelitian lapangan yang dimaksud adalah penelitian dengan terjun langsung ke objek penelitian guna memperoleh data yang jelas dan valid.
Action research sesuai dengan arti katanya diterjemahkan menjadi penelitian tindakan kelas oleh Suharjono dalam Mohammad Asrori (2008 : 5) didefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Semua kejadian atau fenomena yang terjadi selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini merupakan data yang akan dijadikan sebagai bahan dalam usaha merefleksi diri dan menjadi bahan di dalam menyusun langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan.
- B. Bentuk Penelitian
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan oleh seorang guru didalam kelasnya melalui refleksi dirinya dalam pembelajaran yang dilakukan, dengan tujuan untuk melakukan perbaikan dalam pembelajaran yang akan dilaksananakan selanjutnya. Penelitian tindakan ini menekankan cara guru menerapkan pembelajaran, sehingga terjadi perubahan ke arah perbaikan berdasarkan refleksi yang telah dilakukan bersama teman sejawat sebagai observer, dengan menggunakan siklus spiral yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanan, pengamatan, dan refleksi. Adapun bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi kualitatif.
- C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus yang mengacu pada model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Iskandar 2009:49), yaitu:
Identifikasi
masalah / Refleksi SIKLUS I
Perencanaan Siklus Pelaksanaan Tindakan
Refleksi I Observasi
Belum Berhasil SIKLUS II
Perencanaan Siklus Pelaksanaan Tindakan
Refleksi II Observasi
Berhasil Analisis Data Penyusunan Laporan
- Rancangan Penelitian Siklus I
- Identifikasi masalah / Refleksi awal
1) Pada tahap awal penelitian, peneliti melakukan identifikasi terhadap permasalahan siswa kelas IV SDN 06 Seponti terhadap pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia.
2) Mendiskusikan bersama teman sejawat sebagai observer tentang penerapan metode Problem Solving dalam pembelajaran sosial budaya Indonesia.
3) Mempersiapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pembelajaran IPS tentang Sosial Budaya Indonesia yang akan dilaksanakan dengan metode Problem Solving.
- Perencanaan Siklus I
1) Menyusun skenario dan rencana pembelajaran tentang Sosial Budaya dengan metode Problem Solving.
2) Membuat media pembelajaran yang akan digunakan.
3) Menyusun panduan observasi untuk pengamatan pada penelitian dan aktivitas siswa pada waktu pelaksanaan tindakan.
- Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan awal yang berupa, apersepsi dan informasi tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan inti yang berupa, pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.
3) Kegiatan akhir yang berupa, menyimpulkan materi pembelajaran.
- Observasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kolaborator terhadap peneliti merupakan data untuk mendiskripsikan serta mengukur keberhasilan seseorang guru yang sedang meneliti dapat mengimplementasikan gagasan yang diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa. Pada tahap observasi ini kolaborator menggunakan instrumen observasi yang telah disusun. Jadi dalam tahap observasi pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan 3 jenis observasi, yaitu:
1) Pengamatan terhadap guru sebagai peneliti yang pada saat bersamaan melaksanakan pembelajaran dengan metode Problem Solving.
2) Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3) Pengukuran hasil belajar siswa setelah pemberian tes formatif.
- Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Merinci dan menganalisis penelitian tindakan yang telah dilaksanakan berkaitan dengan aktivitas belajar siswa, keberhasilan dan kendala yang dihadapi guru dan siswa berdasar hasil pengamatan.
2) Merancang tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan tindakan untuk siklus berikutnya berdasarkan hasisl analisis yang telah dilakukan bersama teman sejawat pada tahap refleksi.
- Rancangan Penelitian Siklus II
- Perencanaan tindakan siklus II
1) Merancang skenario perbaikan pembelajaran pembelajaran berdasar hasil refleksi pada siklus I agar pelaksanan tindakan yang dilaksanakan menjadi lebih efektif.
2) Menyusun rencana pembelajaran Sosial Budaya dengan mengunakan metode Problem Solving.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk pengamatan pada peneliti pada saat pelaksanaan tindakan.
4) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa.
- Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan kegiatan yang dilakukan adalah perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan tindakan masih dengan menggunakan langkah-langkah sesuai dengan kegiatan pembeljaran menggunakan metode Problem Solving.
- Observasi
Kegiatan pengamatan pada siklus ke II ini masih dibantu kolaborator dengan instrumen observasi seperti yang telah digunakan pada penelitian tindakan siklus I. Hasil pemberian tes formatif pada siklus ke II ini selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan untuk digunakan sebagai bahan refleksi terhadap peningkata hasil belajar pada siklus II.
- Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi bersama kolabolator terhadap permasalahan, apakah tindakan yang sudah dilakukan berhasil atau gagal berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada siklus II.
- D. Subyek Penelitian dan setting penelitian
1) Subyek dalam penelitian ini meliputi:
- Guru yang mengajar IPS di kelas IV SDN 06 Seponti, yang sekaligus sebagai peneliti.
- Siswa kelas IV SDN 06 Seponti, yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki, dan 11 siswa perempuan.
2) Setting Penelitian;
Setting penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Seponti, Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara.
- E. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini sumber data yang digunakan adalah:
- Hasil tes yang diperoleh anak dalam pembelajaran IPS.
- Data observasi yang memuat data obyektif tentang kegiatan peneliti dan keaktifan siswa selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
- F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
- Teknik Pengumpulan Data
1) Teknik Observasi, yaitu teknik pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai kolabolator untuk mencatat gejala-gejala yang terjadi pada guru / peneliti dan siswa yang menjadi obyek penelitian pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan panduan yang telah dibuat.
2) Teknik pemberian tes, yaitu teknik mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif untuk mengetahui tingkatan atau derajat keberhasilan sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan.
- Alat Pengumpul Data
Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan adalah:
1) Pedoman observasi, adalah alat pengumpul data dengan teknik observasi langsung, yang memuat indikator-indikator yang diamati, yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan tindakan.
2) Tes, yaitu tes tertulis yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa.
3) Dokumentasi, adalah catatan tentang kejadian misalnya RPP.
- G. Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dari tes awal, tes formatif dan tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terutama setelah dilakukan tindakan perbaikan proses pembelajaran yang disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data yang disajikan dalam bentuk tabel kemudian dihitung frekuensi relatifnya kemudian dianalisis dengan teknik analisis logis, yaitu analisis yang didasarkan pada penalaran logis.
Data yang dikumpulkan dari data observasi atau kegiatan lainnya dari pelaksanaan siklus I dan siklus II pada penelitian tindakan kelas (PTK) dianalisis secara partisipasif dengan menggunakan teknik presentasi dilihat dari kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran selama penelitian berlangsung tentang sosial budaya di Indonesia dengan metode problem solving pada siswa kelas IV SDN 06 Seponti.
Semua data yng telah diredaksi dan disajikan secara sistematis sehingga dapat diambil kesimpulan secara kualitatif. Setelah itu data tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan disajikan secara naratif. Data tersebut diperoleh dari hasil reduksi sehingga dapat memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Informasi yang dimaksud merupakan uraian proses kegiatan pemblajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi setiap siklus, tindakan serta hasil yang diperoleh sebagai akibat dari pemberian tindakan. Data yang disajikan dibuat penafsiran secara kualitatif dan evaluasi untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
- H. Jadwal Penelitian
Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV SDN 06 Seponti, direncanakan selama 3 bulan, dengan rencana sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1. |
Persiapan
- Mengajukan proposal
- Seminar proposal
|
X |
X |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pelaksanaan Siklus 1
- Perencanaan tindakan
- Pelaksanaan tindakan dan observasi
c. Analisis dan refleksi |
|
|
|
X
|
X
|
X |
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
Pelaksanaan Siklus 2
- Perencanaan tindakan
- Pelaksanaan tindakan dan observasi
- Analisis dan refleksi
|
|
|
|
|
|
|
X |
X |
X |
|
|
|
|
|
4. |
Analisis Data Penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
|
5. |
Penyusunan Laporan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
|
|
|
6. |
Penggandaan dan pengiriman hasil |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
X |
X |
|
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli. dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas
Aunurrahman, dkk. 2009. Penelitian Pendidikan SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Azmawati. (2008). Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Contextual Teaching and Learning di SDN 3 Bandar Lampung. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
BNSP Depdiknas. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP Depdiknas.
Chamisijetin, Lise. dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Darsono. 2007. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Role Playing dalam Pembelajaran Pengetahuan Sosial Kelas V SDN 5 Metro Barat Tahun 2007. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Harefa, Oktarianus. 2000. Buletin MGMP Media Guna Meningkatkan Mutu Pendidikan. Bandar Lampung: Kanwil Depdikbud Propinsi Lampung.
Hidayati. dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Kumunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Prefesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Lapono, Nabisi, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Dikti Depdiknas.
Mastur, dkk. 2007. Ilmu pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV. Semarang: Aneka Ilmu.
Sidiq, M. Djauhar. dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Sumaatmaja, Nursid. 1980. Pembelajaran IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Taneo, Silvester Petrus, dkk. 2009. Kajian IPS SD. Jakarta: Dikti, Depdiknas.
Wijaya, Cece. (1983). Metodologi Pengajaran. Bandung: IKIP Bandung.
Lampiran 1
PANDUAN WAWANCARA DENGAN PESERTA DIDIK
Siklus II
Nama Peserta didik : Shindi Nariawati
Waktu Wawancara : Waktu Istirahat
Hari/Tanggal : 25 September 2010
Pukul : 09.15
Pewawancara : Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd
No
|
Rambu-Rambu Pertanyaan
|
1
|
Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menggunakan metode pemecahan masalah?
Jawaban: saya masih agak bingung,
|
2
|
Dengan adanya pendekatan pemecahan masalah saat ini, apakah kamu tertarik dan berminat dalam belajar IPS?
Jawaban: ya, saya tertarik belajar IPS.
|
3
|
Apakah dengan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah yang sekarang ini kamu lebih semangat dalam belajar?
Jawaban: ya, saya lebih semangat dari sebelumnya.
|
4
|
Berikan pendapat dan saran kamu untuk pembelajaran berikutnya?
Jawaban: semoga pembelajaran lebih menyenangkan.
|
Lampiran 2
TABEL HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
No
|
Nama Peserta Didik
|
Siklus I
|
Siklus II
|
Tes Awal
|
Tes Akhir
|
Ket
|
Tes Awal
|
Tes Akhir
|
Ket
|
1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
|
18
|
|
|
|
|
|
|
|
19
|
|
|
|
|
|
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
21
|
|
|
|
|
|
|
|
22
|
|
|
|
|
|
|
|
23
|
|
|
|
|
|
|
|
24
|
|
|
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
|
|
|
29
|
|
|
|
|
|
|
|
30
|
|
|
|
|
|
|
|
Rata-Rata
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Nilai : Skor yang diperoleh siswa
Rata-Rata Nilai : Jumlah nilai: Peserta didik
Jumlah Peserta Didik Tuntas : Nilai yang diperoleh peserta didik ≥ KKM
Jumlah Peserta Tidak Didik Tuntas : Nilai yang diperoleh peserta didik ≤ KKM
Ketuntasan Kelas :
Lampiran 3
Lembar observasi kegiatan guru
Nama Peneliti : Taufani, A.Ma.Pd.SD
Tempat Penelitian : SD Negeri 06 Seponti
Kelas : IV (EMPAT)
Mata pelajaran : IPS
Tanggal : 30 Agustus 2010
Semester : I (satu)
Tahun Pelajaran : 2010 / 2011
No
|
Aspek Yang Diamati
|
Skor
|
Rata-rata
|
I
|
Pra Pembelajaran |
|
1. Kesiapan ruang,alat dan media pembelajaran |
3
|
3
|
|
2. Memeriksa kesiapan siswa |
3
|
II
|
Membuka Pelajaran |
|
1. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar |
3
|
3,5
|
|
2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yan akan
Dicapai |
4
|
III
|
Kegiatan Inti Pembelajaran |
|
A. Penguasaan Materi pelajaran |
|
1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran |
3
|
2,75
|
|
2. Mengaitkan materi dan pengetahuan lain yang
Relevan |
2
|
|
3. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan hierarki
Belajar |
3
|
|
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan |
3
|
|
B. Pendekatan/strategi belajar |
|
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
Kompetensi (tujuan yang akan dicapai) |
4
|
3,71
|
|
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak |
3
|
|
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut |
3
|
|
4. Menguasai kelas |
3
|
|
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
Kontekstual |
3
|
|
6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
kebiasaan positif |
3
|
|
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
yang telah dialokasikan |
4
|
|
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar |
|
1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan media |
3
|
3
|
|
2. Menghasilkan pesan yang menarik |
3
|
|
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien |
3
|
|
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media |
3
|
|
D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa |
|
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
Pembelajaran |
3
|
3
|
|
2. Merespons positif partisipasi siswa |
3
|
|
3. Memfasilitasi terjadinya intereaksi guru,siswa dan
sumber belajar |
2
|
|
4. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon siswa |
3
|
|
5. Menunjukan hubungan antarpribadi yang kondusif |
4
|
|
6. Menumbuhkan keceriaan dan atusisme siswa dalam
Belajar |
3
|
|
E,Penilaian proses dan hasil belajar |
|
1. Memantau kemajuan belajar |
3
|
3
|
|
2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
(tujuan) |
3
|
|
F. Penggunaan Bahasa |
|
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar |
4
|
3,71
|
|
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar |
4
|
|
3. Menyimpulkan pesan dengan gaya yang sesuai |
3
|
IV
|
Penutup |
|
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan
Siswa |
3
|
2,6
|
|
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa |
2
|
|
3. Melakukan tindak lanjut |
3
|
Seponti 30 Agustus 2010
Observer
Sugeng Prayitno, A.Ma.Pd
NIP 19650912 198909 1001
Rumus penilaian:
Jumlah nilai rata-rata Rum 1 + Jumlah nilai rata-rata Rum II + Jumlah
nilai rata-rata Rum III + Jumlah nilai rata-rata Rum IV : 4 = Nilai
Praktik
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA
Nama Guru : Taufani, A.Ma.Pd.SD
Tempat Penelitian : SDN 06 Seponti
Kelas : IV ( Empat )
Mata Pelajaran : IPS
Tanggal :……..
Semester : 1 (Satu)
Tahun Pelajaran : 2010 / 2011
NO
|
ASPEK YANG DINILAI
|
CATATAN
|
1
|
Pra Pembelajaran |
|
1. Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing |
|
2. Kesiapan menerima pembelajaran
|
|
II
|
Kegiatan membuka Pelajaran |
|
1. Siswa mampu menjawab pertanyaan Apersepsi
|
|
2. Menjelaskan secara seksama saat dijelaskan
kompetensi yang hendak dicapai. |
|
III
|
Kegiatan Inti Pelajaran |
|
A. Penjelasan materi pelajaran |
|
1. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan
materi pelajaran
|
|
2. Aktif bertanya pada saat proses penjelasan
materi |
|
3. Adanya interaksi positif antar siswa
|
|
4. Adanya interaksi positif antar siswa –guru,
siswa materi pelajaran. |
|
B. Pendekatan / Strategi belajar |
|
1. Siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar
|
|
2. Siswa memberikan pendapatnya ketika
diberikan kesempatan |
|
3. Aktif mencatat berbagai penjelasan yang
diberikan |
|
4. Siswa Termotivasi dalam mengikuti proses
pembelajaran
5. Siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan tenang dan tidak merasa tertekan
6. Siswa merasa senang menerima pelajaran |
|
|
C. Pemanfaatan media pembelajaran / sumber
belajar |
|
1. Adanya interaksi positif antara siswa dan
media pembelajaran yang digunaka guru |
|
2. Siswa tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran. |
|
3. Siswa tampak tekun mempelajari sumber
belajar yang ditentukan guru. |
|
D. Penilaian Proses dan hasil belajar |
|
1. Siswa merasa terbimbing
|
|
2. Siswa mampu menjawab dengan benar
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan guru |
|
E. Penggunaan Bahasa |
|
1. Siswa mampu mengemukakan pendapat
dengan lancar |
|
2. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan
lugas |
|
IV
|
Penutup |
|
1. Siswa secara aktif memberi rangkuman |
|
2. Siswa menerima tugas tindak lanjut dengan
tenang |
|
Catatan tambahan : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Seponti ……………..2011
Observer
………………………….
NIP ……………………
Seponti ……………..2011
Observer
………………………….
NIP ……………………